[ad_1]
Bagi banyak mahkluk hidup, cangkang adalah tempat sembunyi dan berlindung yang baik dari terik matahari, curahan air hujan dari langit, hingga dari bahaya yang mengintai. Siput punya cangkang. Juga kura-kura, kepiting, maupun penyu. Masih banyak hewan lain yang bercangkang. Cangkang membuat penghuninya tak tersentuh. Tapi, makhluk bercangkang bisa juga galak manakala merasa terganggu atau terancam.
Cangkang menghindarkan penghuninya dari ancaman hewan lain dan melindungi penghuninya dari bahaya. Cangkang terbuat dari material alam yang keras, bahkan pada sebagian hewan cangkangnya sangat keras. Tidak mudah memecahkan cangkang, tempat hewan-hewan tertentu bersembunyi agar tak terlihat oleh siapapun. Tanpa gerakan, cangkang itu bagaikan tak berpenghuni.
Begitu pula dengan perusahaan cangkang: perusahaan ini terdaftar secara resmi di wilayah hukum atau yurisdiksi tertentu, tapi tidak melakukan kegiatan apapun, tak ada kantor, tak ada pabrik, tak ada karyawan. Sebagai perusahaan, ia hanya ada di atas kertas tanpa kegiatan operasional layaknya perusahaan, misalnya memproduksi barang, menjual teknologi, memasarkan produk.
Perusahaan ini terlihat diam saja tak ubahnya hewan-hewan bercangkang yang bersembunyi di balik dinding pelindung agar tidak menarik perhatian hewan lainnya. Siapa yang tahu aktivitas di balik cangkang? Negara tempat perusahaan ini terdaftar tak peduli. Mereka menutup mata. Bagi negara-negara ini, yang terpenting ialah ada uang masuk dari perusahaan cangkang yang membayar pajak sangat rendah. Tarif pajak yang sangat rendah inilah yang ditawarkan oleh negara-negara surga pajak kepada para sultan nan tajir dari banyak negara.
Kalau memang resmi dan legal, mengapa perusahaan cangkang membikin heboh masyarakat dunia? Lazimnya, orang-orang kaya yang menyimpan aset atau dana di negara surga pajak ini bermaksud menghindari pajak di negaranya sendiri yang tarifnya relatif besar dibanding di negara surga pajak. Bisa juga, orang-orang ini menaruh uangnya di negara surga pajak untuk dicuci sampai bersih agar tak terlacak asal-usulnya.
Ada pula yang menyimpan uang di negara surga pajak digunakan untuk berinvestasi di negara lain, lalu hasil investasinya disimpan kembali di negara surga pajak. Perusahaan di atas kertas ini memiliki rekening bank dan pemiliknya bisa memindahkan dana dari satu rekening ke rekening lain. Pajak yang sangat rendah membuat uang hasil investasi itu hanya berkurang sangat sedikit. Bagi orang kaya, menjadi dermawan tanpa pamrih itu bukan perkara yang mudah.
Ibarat hewan bercangkang, setelah kenyang makan di luar, hewan itu menyembunyikan tubuhnya kembali ke balik cangkang sehingga aman dari penglihatan siapapun. Tubuhnya makin gemuk dan cangkangnya bertambah besar. Karena ada di bawah cangkang yang tak mudah terlihat dari luar, kekayaan itu relatif aman sentosa dari para pengendus dibandingkan disimpan di negara di luar surga pajak.
Di negara surga pajak itu berkumpul orang-orang yang sangat berduit dan amat kaya raya, para sultan, hingga sultannya sultan. Di sana berkumpul para penguasa, petinggi negara, pengusaha papan atas, kaum tajir mlintir, raja, selebritas, hingga para kriminal yang duitnya tak kalah melimpah ruah. Sungguh, ini perkumpulan yang aneh tapi nyata. Seperti dongeng yang ditulis berjilid-jilid tentang orang yang terlihat jahat bermusuhan dengan orang yang tampak baik di dunia nyata, tapi di negeri antah berantah mereka bersatu karena kepentingan yang sama: menimbun uang agar tak terlihat oleh kaum miskin dan fakir. >>
[ad_2]
Sumber Berita