Ibu Suningsih, muslimah berusia 42 tahun, ibu dari 3 putri yang rela meninggalkan pekerjaan kantor yang nyaman di ibukota Jakarta agar bisa maksimal mendidik anak-anaknya.
Hobinya dalam berbisnis sejak usia remaja menjadi alternatif untuk mendapatkan penghasilan tambahan bagi keluarga di kehidupan rumah tangganya sekarang, beliau selalu mencari ide variatif dalam usaha kulinernya.
Disamping itu, beliau juga berperan dalam dakwah, terdengar sederhana namun sungguh berarti, yaitu amar makruf nahi mungkar.
Memiliki pekerjaan tetap, bagian marketing properti apartemen di Kemang Village sejak tahun 2016, selama 3 tahun. Kala itu, sehari-hari beliau meninggalkan 2 anaknya yang masih kecil diasuh orang tuanya.
Ketika hamil anak ketiga, beliau resmi memutuskan untuk berhenti bekerja di kantor, ia ingin fokus pada urusan rumah tangganya, namun ia tak kehabisan ide untuk kembali berusaha dan bermimpi menjadi pengusaha sukses.
Pada akhir tahun 2018 ia mulai merintis usaha bawang goreng, berawal dari saran teman yang suaminya memiliki usaha kupas bawang.
Beliau memulai dengan menyuplai bawang dari petani lokal di Brebes, beliau dijanjikan dengan harga tetap walaupun harga di pasaran senantiasa berubah-ubah. Dari mulai bisnis sederhana itu, ia terus ingin memajukan usahanya.
Sekitar akhir tahun 2018, beliau mendapatkan kesempatan untuk mengikuti berbagai acara dan pelatihan, hampir tuntas mengurus sertifikasi kehalalan, tak lama kemudian pandemi Covid-19 mengekang pergerakan manusia.
Sebelum pandemi omset bisnis beliau bisa mencapai 1 juta per bulan, dan selama pandemi omsetnya sedikit turun berkisar Rp 400.000 sampai Rp 500.000 per bulan.
Karena beliau berdagang dan mempromosikan bawang gorengnya secara online sejak awal dirintis, maka ketika pandemi pun tak banyak berubah dari strategi yang beliau tekuni.
Merek Makanan Shafura adalah label bawang goreng dan usaha catering makanan seperti nasi bakar, tumpeng mini dan nasi kotak untuk pesanan acara dan lain-lain.
Sebelum pandemi pula, beliau selalu berjualan di bazar yang rutin diadakan tiap pekan, dahulu beliau rutin menjual lebih banyak stok bawang gorengnya, beliau juga menvariasikan beberapa makanan dan produk kolaborasi dengan pebisnis lainnya.
Bagaimana pun antusias beliau dalam berdagang, tak membutakan dirinya untuk tetap menaati syariat Allah. Bagi ibu Ningsih usahanya ini bukanlah satu-satunya hal yang menjadikan ia puas dengan keuntungan, akan akan tetapi ia berusaha bagaimana usahanya menjadi berkah.
Maka dari itu itu dia tak segan untuk mengingatkan temannya sesama pebisnis agar tidak curang dalam timbangan. Sangat disayangkan hal tersebut sering dilanggar dalam dunia perdagangan, Allah ta’ala berfirman tentang kecelakaan bagi orang-orang yang curang dalam menimbang:
Celakalah mereka yang )1( llmtffyn hehehe aktalva untuk orang ystvfvn )2( vaza kalvhm Ayo vznvhm ykhsrvn )3( kecuali yzn vlyk nhm mbvsvn )4( leoma hebat 5 hari yqvm Worlds lrb publik
“Celakalah orang-orang yang curang (dalam mengukur dan menimbang)! (yaitu) orang-orang yang ketika menerima takaran dari orang lain mereka meminta secukupnya, dan ketika mereka menimbang atau menimbang (bagi orang lain), mereka mengurangi.
Tidakkah mereka mengira bahwa mereka akan dibangkitkan pada hari yang besar, (yaitu) pada hari (ketika) semua orang akan bangkit di hadapan Tuhan Semesta Alam.” (QS. Al-Muthaffifin: 1-6)
Ibu Ningsih juga rutin memberikan sedekah Jumat berupa nasi bakar yang sering ia jual dan dipesan oleh langganannya, jika sesekali ia belum mendapatkan kelonggaran rezeki untuk bersedekah maka beliau masih memanfaatkan program sedekah bersama dari kelurahan.
Beliau yakin bahwa sedekah tidak akan menjadikannya rugi, justru ada banyak keuntungan yang menanti,
Al Abi hryrh nabi Muhammad berkata, Ma nqst sdqh de Gaston Mall vma vma Tuhan Kami merendahkan perangkat Abdul Ahad bfv kecuali Allah Allah rfh
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sedekah tidak akan mengurangi harta. Tidak ada yang mengampuni orang lain, tetapi Tuhan akan meningkatkan kemuliaan-Nya. Dan tidak seorang pun merendahkan dirinya karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan dia.’ (Hadits diriwayatkan oleh Muslim)
Dalam berwirausaha bukanlah untung dan rugi yang harus selalu diperhitungkan, ada syariat Allah yang harus tegak dipertahankan, ada keberkahan yang harus lebih dikejar, dan kebahagian yang harus dibagikan kepada orang-orang di sekeliling kita.
Sosok ibu pendidik anak-anak dirumah sambil membantu suami menjemput rezeki adalah contoh nyata dalam dakwah muslimah zaman ini, menjadi contoh yang baik bagi sesama rekan bisnis serta mampu menyampaikan kebaikan dengan cara yang baik, niscaya akan membentuk perubahan yang lebih baik.
Segala puji bagi Allah yang telah menempatkan kita di muka bumi ini sebagai tempat yang baik untuk mencari penghidupan yang baik dan halal, jangan lupa untuk bersyukur. لَقَدْ الْاَرْضِ لْنَا لَكُمْ ا ايِشَۗ لِيْلًا ا ا . (Tapi) sedikit yang kamu syukuri. (QS. Al-A’raf: 10)