Bukan Sekedar Bisnis dan Cari Cuan, Inilah Kisah Srikandi Zero Waste – Humaniora

[ad_1]

Seperti yang dilakukan Siti Aisyah, selama bertahun – tahun wanita asal Mataram NTB ini, seakan tak mengenal lelah bergelut dengan sampah plastik. Dengan cekatan, tangannya menyisihkan plastik bekas yang terkumpul di bank sampah, lalu dengan kreatif diolah menjadi kerajinan tangan menarik seperti tas, taplak meja, gantungan kunci, tempat tisu, tikar, bahkan keranjang sampah.

Memang terlihat sederhana, namun ide kreatif tersebut mampu menembus pasar lokal maupun internasional. Harga jual satu produknya pun cukup menggiurkan, dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Dasar pemikiran wanita berkulit exotis ini juga patut diacungi jempol, menurut dia sampah adalah nol. Jika dilihat sebagai sampah, dia tetap akan menjadi nol. Maka, diperlukan ide untuk menjadikan angka di atas nol. Misalnya, botol dapat dilukis warna –warni agar ia menjadi botol unik untuk pot atau hiasan.

Uniknya, Aisyah ternyata tidak hanya memikirkan masalah keuntungan namun juga memiliki semangat yaitu  kegiatan lingkungan, bisnis, dan sosial. Dalam merekrut tim, Aisyah memberikan prioritas pada perempuan dan disabilitas. Hampir setiap pekan dia memberikan pelatihan pengolahan sampah untuk berbagai komunitas. Pembiayaan pelatihan juga dilakukan secara mandiri, tanpa memikirkan untung rugi, yang terpenting dalam benaknya zero waste harus terwujud secara nyata.

Hebatnya lagi, melalui jaringan yang digalang secara apik Aisyah mampu membangun sekolah alam di desa – desa sekitar NTB. Sekolah rintisan itu, didukung oleh para sahabat Aisyah. Mereka kebanyakan saling kenal melalui berbagai kegiatan sosial, dengan latar belakang dan visi misi sama yaitu mengubah cara pandang masyarakat, untuk menjaga lingkungan dengan maksimal.

Tentunya, perjalanan kesuksesan Siti Aisyah tidak hanya berbicara soal keuntungan dari pengembangan kreatifitas semata. Tetapi, semangat yang tidak pernah padam memikirkan orang – orang di sekeliling, dan keinginan besar untuk terus menjaga lingkungan menjadi suri tauladan dalam pembangunan revolusi mental generasi muda saat ini.



[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »