Oleh: SAPARUDDIN, Aktivis Demokrasi
Kita tahu, bahwa pemilu menjadi ajang seluruh masyarakat turut andil dalam menentukan nasib negaranya sendiri. Namun, hal ini nyatanya belum benar-benar sempurna, masih banyak yang harus diperbaiki. Tentu ini menjadi tugas kita bersama.
Dibalik hiruk pikuknya pemilu kali ini, ternyata selalu ada aktor dibalik layar dalam kontestasi. Sebut saja mereka para kapitalis, orang yang menginginkan kekayaan sebanyak-banyaknya di alam Indonesia ini.
Mereka membutuhkan seseorang yang mampu menjalankan misi dalam mengeruk keuntungan berjalan dengan lancar. Bahkan, tidak perlu repot-repot memikirkan aturan-aturan yang dapat membahayakan manusia, hewan dan alam.
Mereka adalah orang yang tidak ingin mengeluarkan banyak uang dengan penghasilan sedikit, mereka adalah orang yang menginginkan proses Instan dibandingkan proses yang rumit dan membutuhkan modal yang besar.
Mereka adalah yang mendanai kampanye para calon untuk memperoleh kekuasaan, lalu tim para calon bergerak dengan uang yang mereka berikan untuk suksesi pemenangan.
Mereka yang menyebar berita hoaks, yang membuat istilah-istilah para pendukung naik dan viral. Mereka adalah yang mempropaganda lewat sosial media.
Apa yang mereka incar? Tanah dan kekayaan alam Indonesia, mereka perlu izin perlu orang-orang dalam untuk melancarkan usaha mereka dalam mencari uang.
Kerugian bagi negara dan rakyat Indonesia lebih membahayakan dibandingkan dengan uang yang mereka berikan. Kerusakan alam, kebakaran, lumpur lapindo, longsor dan lain-lain yang dapat membahayakan rakyat Indonesia akibat aktivitas para Kapitalis itu.
Untuk menutupi semua itu, mereka perlu kekuasaan untuk meminimalisir terjadinya kerugian besar, atau terekspos ke seluruh dunia.
Bukan persoalan pemilu yang salah, karena apapun sistem negara kita, bagaimanapun cara memilihnya para pencuri selalu mencari celah agar mereka selamat.
Mereka lebih cerdik, namun apakah kita akan tetap diam? Bayangkan berapa banyak korban dan kerugian negara dalam mengatasi hal tersebut.
Bahkan mungkin lebih besar dari uang yang mereka berikan. Harga nyawa para rakyat Indonesia lebih berharga diabandingkan dengan uang mereka.
Ya, kita harus cerdas dalam menaggapi perpolitikkan di Indonesia. Kita tidak boleh terbawa oleh isu-isu yang mereka giring. Kita harus fokus pada substansi ide mereka dalam membangun Indonesia, lalu tidak berhenti berfikir kritis dalam setiap langkah kebijakan yang mereka putuskan.
Kita harus bersikap teguh pendirian, tidak terbawa arus sungai dan badai. Kita tidak dijadikan alat kepentingan mereka dalam proses politik, namun ikut berpartisipasi dalam menentukan langkah Indonesia.
Bersikap apatis sama dengan kita melanggengkan para kapitalis, tapi bersikap keras dan mendewakan para calon kita dijadikan alat politik untuk menaikkan elektabilitas dan popularitas para calon.
Bersikap biasa dan tidak berlebih-lebihan, mencari kebenaran dari sumber terpercaya lalu menjadi acuan dalam menentukan pilihan.
Tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada manusia yang seperti malaikat tanpa salah dan dosa, jadi tidak ada pembenaran ketika mereka menyalahgunakan kekuasaan, dan tidak menyalahkan ketika mereka benar.
Ini adalah persoalan kita semua, apapun Agamamu, apapun RAS mu, apapun Status Sosialmu ini adalah tanggung jawab kita bersama dalam membangun Indonesia yang lebih baik dengan berfikir kritis dalam proses pemilu.