Praktik Baik yang Literat, Itulah Bedanya Pegiat Literasi dan Bupati Kolaka Timur – Humaniora

[ad_1]

Kaget nggak sih kamu, tahu-tahu Plt. Bupati Kolaka Timur kena OTT KPK. Dia dicokok akibat transaksi haram berkaitan dengan dana bantuan dari BNPB. Kok bisa, pejabat daerah malah korupsi dan bertindak memperkaya diri? Terus, bagaimana bisa menyejahterakan rakyatnya? Aneh pejabat zaman now. Pejabat yang tidak literat kok jadi makin banyak ya.

Entah kenapa? Hari ini, banyak orang pengen hidup bahagia, pengen nyaman. Tapi ikhtiar yang dilakukan tidak baik. Praktik dan perbuatannya buruk sehari-hari. Sehingga berujung nestapa. Bahkan mungkin doa-nya pun kurang baik. Dikasih amanah, bukannya ikhtiar yang baik. Agar bisa jadi ladang amal dan kebaikan. Ehh, justru terbalik. Malah menebar praktik buruk atas nama niat memperkaya diri sendiri. Kongkalikong dengan sejawat untuk hal-hal yang tidak baik. Praktik baik pun sirna.

Praktik baik itu penting untuk semua orang. Ikhtiar baik harus diingatkan untuk siapa pun. Mau pejabat. Politis, professional maupun rakyat jelata. Karena perbuatan baik, di mana pun, pasti berujung kebaikan pula. Dan setiap ikhtiar baik pasti memberi dampak baik pula. Apalagi dilandasi niat dan doa yang baik. Pasti jadi berkah. Yakinlah akan hal itu.

Lalu, mengapa saat ini masih banyak orang yang tidak berpijak pada perbuatan baik?

Kongkalikong lalu bersiasat untuk tidak baik. Korupsi, fitnah, hoaks, gibah, atau menyalahkan orang lain. Itu semua contoh praktik tidak baik. Hingga akhirnya merobohkan amanah yang dulunya justru diperjuangkannya. Seperti si Ibu Bupati Kolaka Timur itu. Berani mencalonkan diri, lalu jadi Bupati, dan sekarang Amanah itu dirobohkannya sendiri. Untuk apa membangun bila akhirnya dirobohkan sendiri?

Suatu ketika, teman saya bertanya. Apakah doa baik seseorang pasti dikabulkan? Sederhana saya jawab. Ya, semua doa akan dikabulkan jika niat dan niatnya baik. Namun di sisi lain, jika niatnya buruk, apapun yang terjadi, doanya tidak akan dikabulkan. Jadi apapun, niat baik, niat baik, dan doa yang baik. Insya Allah berkah dari Allah SWT melimpah ruah. Lebih banyak berkah.

Spirit praktik baik itulah yang dipelihara taman bacaan. Ikhtiar baik yang dijaga pegiat literasi. Dengan penuh komitmen dan konsisten. Hanya untuk menyediakan akses bacaan anak-anak Indonesia. Untuk menegakkan tradisi baca dan budaya literasi di masyarakat. Memang tidak ada uangnya. Tapi praktik baik di taman bacaan, tentu tidak bisa diukur dengan materi. Karena berbagi kebaikan memang tidak harus selalu dilihat dari uang. Bahwa bisa menanamkan tradisi baca dan senyum anak-anak dalam menatap masa depan. Itu sudah cukup untuk pegiat literasi atau taman bacaan.

Adalah fakta, praktik baik ada di taman bacaan. Kata kuncinya hanya 3, yaitu 1) jalani, 2) ikmati lalu 3) syukuri. Bila niat baik, ikhtiar baik, dan doa baik. Pegiat literasi dan taman bacaan percaya bahwa siapapun berhak dibebaskan dari keburukan atau kesulitan. Bila mau berbuat baik untuk orang lain. Bersedia memudahkan urusan orang lain. Maka jangan abaikan kebaikan sekecil apapun. Bila mau terhindar dari keburukan. Termasuk urusan menyediakan tempat membaca buku anak-anak. Seperti berkah yang diraih Pendiri TBM Lentera Pustaka sebagai “31 Wonderful People tahun 2021” dari Guardian Indoensia. Salah satu dari sosok inspiratif yang meraih penghargaan kemarin.

Tetap bekerja dengan baik. Niat, niat, dan doa yang baik. Praktek yang baik di mana-mana adalah tindakan harus diperjuangkan, bukan dirindukan atau diimpikan. Karena di taman baca, kebaikan satu-satunya adalah pengetahuan. Dan satu-satunya kejahatan adalah ketidaktahuan. Salam literasi. #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi #KampungLiterasiSukaluyu #DirektoratPMPK #ForumTBM



[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »