Memperluas Pemasaran Produk Aneka Kripik Melalui Digital Marketing; Progam Mahasiswa KKN Unej – Peristiwa

[ad_1]

Penulis Indonesiana

Bergabung Sejak:
1 hari lalu


3 jam lalu

  • Peristiwa
  • Berita Utama
  • Dibaca : 13 kali

    Pelaksanaan KKN Kembali ke Desa sudah ketiga kalinya dilakukan oleh LP2M Universitas Jember (Unej). Hal ini untuk menyiasati tetap berjalannya kegiatan pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat ditengah bencana pandemi Covid-19. Program KKN Kembali ke Desa III mengusung beberapa topik yang wajib dipilih oleh mahasiswa pengabdi. Topik yang dipilih oleh pengabdi yaitu program pemberdayaan wirausaha masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Topik tersebut dirasa sangat tepat diterapkan di desa pengabdi dikarenakan mayoritas masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang.

    Hilma Farida mahasiwa Fakultas Pertanian sebagai pengabdi dengan Dosen Pembimbing Lapang yaitu Mrr Ratna Endang Widuatie, S.S., M.A. melakukan kegiatan di Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi. Desa ini berjarak kurang lebih 30 km dari pusat Pemerintahan Kota Banyuwangi.

    Desa Sraten memiliki luas wilayah 594,2898 Ha yang terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Krajan, Tapansari, dan Sukodadi. Peningkatan perekonomian warga menjadi titik fokus yang dijalankan oleh Pemerintah Desa Sraten. Melalui program TKM (Tenaga Kerja Mikro) yang digagas oleh Pemerintah Desa yang bertujuan untuk memudahkan para wirausaha untuk saling berkomunikasi dalam hal UMKM. Namun, program TKM ini kurang berjalan dengan lancar dikarenakan banyak pelaku UMKM desa yang belum mengetahui adanya program tersebut.

    Salah satu warga Dusun Krajan yaitu Ibu Sunasih, pelaku UMKM kripik, selama kurang lebih 7 tahun yang memanfaatkan potensi yang ada di desa. Lahan pribadi yang ditanami buah sukun dimanfaatkan menjadi produk olahan yang memiliki nilai jual tinggi. Olahan sukun menjadi kripik tentunya lebih menguntungkan daripada menjual buah sukun.

    Konsumen juga berasal dari berbagai daerah hingga keluar kota bahkan Bali. Namun dengan adanya Pandemi Covid-19 membuat permintaan kripik menjadi menurun akibat adanya pembatasan sosial. Selama pandemi kripik hanya dipasarkan ke warung terdekat dan hanya sekali dua kali pemesanan luar kota. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap perekonomian keluarga.

    Program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh pengabdi terdiri dari beberapa program kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian keluarga serta mempertahankan usaha kripik pada masa pandemi. Program kegiatan dilaksanakan secara offline dan on line.

    Terdapat beberapa pelatihan terhadap sasaran dalam hal pemasaran digital. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan teknologi maka masyarakat juga harus mengikuti teknologi yang ada. Pemanfaatan teknologi tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya pelaku UMKM.

    Pelatihan dilakukan secara daring melalui Zoom meeting yang dimulai pada tanggal 21-25 Agustus 2021. Kegiatan tersebut dibagi menjadi beberapa materi yaitu konsep dasar kewirausahaan, pemanfaatan platform digital sebagai media pemasaran, pengenalan digital marketing, merek, dan pemasaran produk melalui pasar Shopee.

    Beberapa pelatihan tersebut diisi oleh pemateri yang sudah mumpuni dalam kegiatan bisinis sehingga dapat menginspirasi sasaran untuk melakukan inovasi terhadap usahanya tentunya dalam pemasaran secara on line. Pemanfaatan pemasaran digital dalam usaha kripik tentunya sangat memberikan dampak bagi pengusaha. Pasalnya, konsumen yang awalnya hanya dari warung sekitar sudah menambah konsumen dari berbagai wilayah walaupun tidak sebanyak pada saat sebelum pandemi.

    Program kerja yang dilakukan pengabdi tentunya berfokus pada perluasan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi pada saat ini. Perluasan pemasaran dengan menggunakan media on line tentunya juga harus mempertimbangkan kemampuan dari sasaran yang masih kurang mahir dalam mengoperasikan smartphone.

    Oleh karena itu, dilakukan pendampingan secara offline oleh pengabdi untuk mengenalkan serta pelatihan pemasaran produk melalui aplikasi. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan sasaran menjual produknya tanpa khawatir dengan adanya pembatasan sosial. Pelatihan dan pendampingan yang telah dilakukan pengabdi tentunya diharapkan dapat berkelanjutan sehingga dapat memberikan manfaat bagi sasaran. (Hilma Farida / 07 / REW)



    [ad_2]

    Sumber Berita

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Translate »