[ad_1]
Jangan lupa anak yatim, apalagi yatim piatu. Anak-anak yang telah ditinggal pergi sosok ayahnya. Bukan hanya kehilangan figur sentral. Tapi anak-anak yatim pun sulit bertahan hidup akibat ketidak-adaan ekonomi. Untuk makan sehari-hari, untuk membeli buku, atau untuk jajan di sekolah. Dari mana uang anak-anak yatim?
Anak-anak yatim ada di dekat kita. Bahkan anak-anak yatim pun terus bertambah akibat pandemi Covid-19. Saat sang ayah meninggal dunia terpapar virus yang mematikan. Anak-anak yang tidak pernah berpikir “ditinggal” sang ayah. Kini, termenung sendiri di pojok rumah. Menenteskan air mata di atas meja makan. Atau memeluk sang ibu, meratapi hidup di hari-hari esok. Maka jangan lupa anak yatim. “Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan….” (Q.S.2:220).
Selain menjalankan aktivitas taman bacaan, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor pun menjalankan program Yatim BInaan (YABI) dan JOMpo BInaan (JOMBI) secara rutin. Saat ini ada 14 anak yatim binaan yang sekaligus pembaca aktif di taman bacaan. Sedangkan kaum lansia atau jompo ada 8 yang dibina. Sebagai garda terdepan gerakan literasi, taman bacaan pun dapat mengambil peran dalam membina dan mendidik anak-anak yatim di lingkungan sekitarnya.
Ancaman putus sekolah yang dihadapi anak-anak yatim, sejatinya membutuhkan kepedulian dan uluran tangan dari kalangan mampu. Hanya untuk memastikan anak-anak yatim tetap sekolah. Anak-anak yatim tidak putus sekolah sehingga terjebak ke dalam jurang pernikahan dini. Berkolaborasi dengan sahabat-sahabat Pendiri TBM Lentera Pustaka, setiap bulan menyisihkan sebagian dari rezeki yang dimilikinya dan dititipkan untuk diberikan kepada anak-anak yatim dan jompo binaan. Karena itu, minimal setiap bulan sekali, TBM Lentera Pustaka selalu menggelar pengajian dan santunan anak-anak yatim. Bahkan kini, ada 4 anak yatim yang mendapat beasiswa sekolah. Dari mulai anak yatim usia SD, SMA, dan kuliah. seperti Badar (kelas 6), Sindi (kelas 2 SMP), Mega (kelas 3 SMK), dan Susi (mahasiswa semester 5).
Sebagai taman bacaan, TBM Lentera Pustaka berkomitmen besar untuk terus membina anak-anak yatim. Untuk meringankan beban ekonomi, di samping bentuk perhatian atas ke-papa-an yang dialaminya. Taman bacaan yang peduli kepada anak-anak yatim dan kaum jompo. Itulah yang disebut “The power of taman bacaan”. Komitmen terhadap anak-anak yatim dan kaum jompo inilah yang kian ditegaskan TBM Lentera Pustaka melalui program “Kampung Literasi Sukaluyu tahun 2021”. Sebuah gerakan literasi yang memberdayakan, di samping berbasis inklusi sosial.
Sungguh siapa pun, ada banyak cara bersyukur atas apa yang telah diperoleh. Di antaranya adalah berbagi kepedulian kepada anak-anak yatim dan kaum jompo. Karena ada pesan, tiap kebaikan yang dilakukan, maka akan kembali kepada yang melakukannya. Balasannya bisa dalam bentuk kesehatan, kemudahan, bahkan harta. Insya Allah.
Tentu, setiap orang punya cara sendiri-sendiri. Tidak terkecuali TBM Lentera Pustaka melalui program “YAtim BInaan” sebagaa wujud rasa syukur, di samping tetap konsisten dalam menjalankan program taman bacaan. Jangan lupa anak yatim. Karena di balik kenikmatan dan anugerah yang kita peroleh, di dalamnya ada hak orang lain yang membutuhkan bantuan dan kepedulian kita. Bersama membantu sesama dalam bingkai gerakan literasi. Salam literasi. #TamanBacan #YatimBinaan #TBMLenteraPustaka #KampungLiterasiSukaluyu
[ad_2]
Sumber Berita