Public Watch Integrity (PWI) mengutip pernyataan Jokowi yang meminta aparat serius dan berdedikasi, serta berintegritas. Agar tetap waspada pada penyebaran kasus virus corona Covid-19.
Beberapa negara lain mengalami gelombang ketiga hingga keempat. Untuk Indonesia, Jokowi menyebut pentingnya pengendalian Covid-19 dengan hati-hati. “Vaksinasi jadi salah satu kunci pengendalian Covid-19,” ujar Kepala Negara.
Kepatuhan menjalani protokol kesehatan 3M yang terdiri dari menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker di masyarakat.
“Yang akan mempengaruhi gelombang ketiga Covid-19 nantinya. Karena mobilitas sosial juga turut mempengaruhi hal ini,” demikian mengutip rilis Public Watch Integrity (PWI).
PWI ikut bersuara, terkait pemberian vaksin Covid-19, bahwa beberapa negara dengan cakupan vaksinasi relatif tinggi seperti Israel, Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa.
“Saat ini pun, mereka tengah berjuang kembali dengan Covid-19 dikarenakan varian Delta,” PWI merilis tentang pengetahuan varian Delta memiliki tingkat penularan lebih tinggi sehingga membutuhkan cakupan imunitas yang lebih tinggi dalam populasi.
Sebelum adanya varian Delta, untuk mendapatkan kekebalan kelompok maka sekitar 70 persen populasi harus sudah divaksin.
Namun, sejak adanya varian Delta, cakupan vaksinasi harus ditingkatkan menjadi 80 persen populasi. Kondisi tersebut dengan anggapan bahwa vaksin yang diberikan memiliki efektvitas 100 persen.
Vaksinasi di Indonesia untuk bisa mencapai 80 persen populasi berarti sekitar 230 juta penduduk harus divaksin. Dalam pelaksanaannya pun ada baiknya dilakukan dalam waktu kurang dari 6 bulan agar bisa terwujud kekebalan kelompok.
Masyarakat agar tidak lengah. Meski pun saat ini kondisi membaik, ia menghimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
PWI mendesak pemerintah diminta untuk memperkuat 3T yaitu testing, tracking, dan treatment.
“Rencana pemerintah membuka pintu tanpa karantina bagi warga asing lewat program vaccinated travel lane (VTL) silahlan dipertimbangkan kembali,” masih dalam rilis PWI.
Di tengah situasi pandemi yang belum usai dan masih harus menghadapi sub varian baru dari virus corona.
Public Watch Integrity meminta pemerintah mempertimbangkan kembali rencana membebaskan warga negara asing (WNA) masuk Indonesia tanpa karantina tersebut.
Meski ada syaratnya seperti menunjukkan hasil negatif melalui tes RT-PCR di negara asal yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3 x 24 jam sebelum jam keberangkatan.
Serta saat kedatangan, dilakukan tes ulang RT-PCR bagi pelaku perjalanan internasional dan diwajibkan menjalani karantina terpusat selama 5 x 24 jam.
“Geliat ekonomi berisiko mengorbankan kepentingan kesehatan,” demikian petikan rilis dari Public Watch Integrity (PWI) sambil mengutip pernyataan Presiden tentang petugas di Bandara dan pintu terdepan orang asing waspada.
Waspada, waspadalah, bukan untuk menakuti, tapi penting untuk kita tetap peduli bahaya covid 19.