[ad_1]
Pesantren adalah dunia yang sudah tidak asing di telinga Wilda Salwa (18). Bukan pertama kalinya juga bagi keluarga Wilda mengenal kehidupan di pesantren, terutama perihal tahfidz. Berkat kedua kakaknya yang sudah lebih dulu mendalami ilmu agama dan menghafal Al-Qur’an di Rumah Tahfidz Samparan, Bantul, Yogyakarta, Wilda pun terdorong untuk ikut menjadi hafidz Qur’an.
Gadis asal Purworejo ini, kini sudah menghafal 12 juz. Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa baru Universitas Muhammadiah Yogyakarta jurusan Bahasa Arab, dirinya juga mengajar TPQ di Rumah Tahfidz Samparan tempat ia mondok.
Meski pada awal perjalanan ia sempat tidak ada keinginan untuk mondok. Namun berkat dorongan dan dukungan penuh dari orang tua serta kakak-kakaknya, akhirnya Wilda mulai memantapkan diri sepenuh hati belajar mondok dan fokus menghafal Qur’an.
Perjuangan orang tua dalam membiayai pendidikan dan mondok Wilda juga menjadi salah satu pemantik semangat untuk bersungguh-sungguh belajar. Orang tua Wilda adalah seorang pedagang siomay dan batagor di kampung halamannya. Sempat kesulitan untuk membiayai pendidikan, saat ini usaha orang tuanya sudah lebih berkembang, bahkan sudah mempunyai tempat tersendiri. Sehingga para pelanggan bisa langsung datang ke kios siomay dan batagor ayah Wilda.
Proses dalam menghafal juga tidak selalu mulus. Wilda menemukan batu kerikil yang menjadi tantangan dalam hafalannya. Sosial media adalah pengganggu nyata yang sering memecah fokus hafalan. Serba digital memang tidak bisa dipisahkan dari generasi milenial saat ini, tidak terkecuali dengan Wilda. Beruntungnya kegigihan orang tua dalam membiayai dan merawat Wilda, berhasil membuat pikirannya kembali fokus dengan hafalan.
Wilda juga bertutur, “Intinya kalau lagi nggak fokus hafalan, ingat sama perjuangan orang tua, mau nggak mau harus sungguh-sungguh. Jangan sampai bikin orang tua kecewa.”
Selain membenahi diri menjadi pribadi yang lebih baik, Wilda juga bercita-cita menjadi seorang perawat. Namun hafidz Qur’an adalah tujuan mulia yang menjadi bidikan utama. Jika akhiratnya dikejar, maka dunia akan mengikuti. Itulah yang dipercayai oleh gadis asal Pangenrejo, Purworejo, Jawa Tengah.
Tiga tahun berlalu ternyata sudah dilewati oleh Wilda. Bagi dirinya pergaulan dunia saat ini jika tidak dibentengi dengan ilmu agama, maka harus siap terjerumus dalam kesesatan. Itulah mengapa, Wilda memilih mondok di tengah semakin bebasnya anak seumurannya saat ini. Cukup menghargai waktu dan menggunakan sebaik-baiknya waktu yang ada, maka akan selamat.
“Hargailah waktumu sekarang dengan hal-hal positif dan jangan membuang-buang waktu yang ada,” kata Wilda. []
[ad_2]
Sumber Berita