Pemberrdayaan Penjaja Tape Binaan KKN Unej Go Digital – Peristiwa

[ad_1]

KKN BTV 3 atau Kuliah Kerja Nyata Kembali ke Desa merupakan program KKN Universitas Jember yang telah terlaksana untuk ketiga kalinya. Sesuai dengan namanya, KKN BTV 3 ini mengharuskan mahasiswa untuk melakukan pengabdian masyarakat di kampung halamannya masing-masing dan dikerjakan secara mandiri atau individu. Hal itu karena masih tingginya penularan virus Covid-19 di Indonesia.

KKN BTV 3 yang terlaksana secara individu tetap ada kelompok-kelompok dimana setiap kelompok terdapat satu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) guna mengarahkan mahasiswa untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan tentunya program kerja yang dilakukan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dela Martha Kartika salah satu mahasiswa kelompok 14 yang melakukan KKN ini di Desa Sumber Canting, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso dengan DPL dr. Yudha Nurdian, M.Kes.

Sejak adanya pandemi Covid-19 sekitar 1,5 tahun yang lalu hingga saat ini telah mengubah kestabilan ekonomi masyarakat pada umumnya. Hal itu dikarenakan kebijakan-kebijakan yang mengharuskan kita untuk bekerja dari rumah. Kemudian, salah satu dampak yang paling dirasakan adalah para pelaku UMKM dimana terjadi penurunan penghasilan yang drastis akibat sepinya pembeli. UMKM Tape Bapak Nurul salah satu contohnya yang dijadikan sasaran KKN BTV 3 oleh Dela Martha Kartika di Desa Sumber Canting. Diketahui tingkat penjualan tape dari UMKM Bapak Nurul menurun hingga 50%.

Bapak Nurul ini biasanya menjual tapenya di daerah Kabupaten Probolinggo dengan menggunakan transportasi bus yang dilanjutkan dengan jalan kaki dan berkeliling menjajakan tapenya setelah turun dari bus. Seiring dengan kebijakan pemerintah bahwa jumlah maksimal penumpang kendaraan umum adalah 50% sehingga Bapak Nurul harus mengeluarkan biaya transportasi dua kali lipat.

Sasaran Dela Martha Kartika memiliki permasalahan menurunnya omset penjualan tape karena pembeli semakin menurun. Sehingga, Dela mendampingi inovasi pengemasan dan digitalisasi pemasaran tape. Pengemasan tape sasaran atau Bapak Nurul saat ini menggunakan kantong plastik biasa. Maka dari itu, dengan adanya inovasi ini bisa menarik perhatian lebih kepada calon pembeli. Inovasi yang diberikan, yaitu dengan menggunakan kemasan besek.

Besek menjadi pilihan karena wadahnya yang cukup mudah untuk dibuat sendiri atau bisa langsung membeli dengan harga yang tidak terlalu mahal, yaitu sekitar Rp. 1.000 sampai Rp. 1.500 per besek. Selain itu, perlu juga adanya logo produk tape. Hal itu bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada pembeli terkait merek, penjual, dan lainnya sehingga akan mudah diingat atau dicari ketika produk yang dijual sesuai dengan pembeli.

Pemasaran tape tidak harus mendatangi pembeli secara langsung, tapi bisa secara online dimana pada zaman sekarang sangatlah untuk menjual sesuatu secara online. Pemasaran online bisa melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, dll. Pelatihan dan bimbingan telah diberikan mengenai cara memanfaatkan salah satu media sosial, yaitu facebook dan Instagram sebagai sarana promosi dan penjualan produk tape Bapak Nurul.

Sasaran Dela ini juga akan di jual secara online melalui Instagram dan Facebook serta juga didaftarkan pada Google Maps untuk memudahkan calon pembeli ke rumah Bapak Nurul. Alhasil, setelah seminggu dipasarkan secara online kurang lebih telah ada 15-20 pembeli dari desa tetangga hingga luar kecamatan yang membeli tape Bapak Nurul. Sebelum dipasarkan secara online, tape Bapak Nurul hanya dikenal oleh tetangga sekitar saja atau dalam lingkungan Dusun Sumampir dengan jumlah pembeli kurang lebih 5 orang tiap minggunya. Itu artinya dengan pemasaran online ini terjadi peningkatan penjualan yang signifikan, yaitu hingga saat ini setidaknya tercatat 2-3 pembeli yang membeli tape Bapak Nurul setiap harinya.

Akan tetapi, dengan jumlah pembeli tersebut masih sangat kurang untuk bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga Bapak Nurul. Sehingga, harapannya Dela adalah kedepannya penjualan online tape Bapak Nurul ini bisa berkembang dengan cepat melalui beberapa media sosial lainnya atau tidak hanya di facebook saja agar cakupan promosinya semakin luas dan tentunya Bapak Nurul tidak perlu menjual tapenya ke luar kota lagi tapi bisa mendatangkan banyak pembeli ke rumahnya.



[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »