[ad_1]
Mahasiswa PMM UMM Kelompok 10 Gelombang 13
Batu, 1 Oktober 2021 – Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktimu Negeri Kelompok 10 Gelombang 13 UMM akan berakhir setelah turun gunung menyatu dengan masyarakat untuk menjalankan program kerja selama 30 hari. Pelaksanaan PMM Bhaktimu Negeri tersebut beranggotakan 5 mahasiswa, diantaranya Alfariko Apreliyan, Nadhira Pramoedya, M. Hasbi Zakiyyudin , M. Isom Ramadhan, dan Nandiroh.
Program kerja dalam kegiatan PMM merupakan wujud sumbangsih mahasiswa kepada masyarakat dalam menyelesaikan masalah sosial. PMM Bhaktimu Negeri tersebut terlaksana di Kelurahan Dadaprejo, sebuah Kelurahan wisata eduaksi yang memiliki 3 sentra destinasi wisata yakni wisata budidaya tanaman Anggrek, sentra gerabah, dan sentra Dadap Batik Batu.
Sebelum terjun ke masyarakat, mahasiswa melaksanakan pembukaan secara simbolis di kantor kelurahan Dadaprejo pada 6 September 2021. Program kerja yang diajukan berfokus mengenai pengembangan Kelurahan Wisata Dadaprejo melalui branding dengan platform media digital. Menariknya mahasiswa PMM tersebut banyak menemui mahasiswa UMM dari jurusan terkait juga melaksanakan magang di salah satu sentra wisata Kelurahan Dadaprejo yaitu Budidaya tanaman Anggrek.
Lebih jauh, mari kita telisik mengenai masing — masing 3 sentra wisata eduaksi di Kelurahan Dadaprejo. Pertama, Wisata kebun anggrek “DD Orchid” merupakan destinasi utama yang dikelola oleh Pak Dedek yang telah berdiri sejak tahun 2007 dengan hanya bermodalkan Rp. 25.000 dengan luas lahan 1 x 1/2 meter. Alasan memilih budidaya tanaman Anggrek, karena secara geografis kelurahan Dadaprejo dan jenis tanaman Anggrek sangat cocok dan potensial untuk dikembangkan. Melalui budidaya tanaman Anggrek ini, DD Orchid mampu memberdayakan masyarakat sekitar dengan membuat rantai pasok. Sistem kerja rantai pasok yaitu masing — masing petani diberikan media tanam dan bibit tanaman Anggrek, setelah Anggrek berusia dewasa maka petani mengantar ke lokasi DD Orchid untuk proses pemasaran.
Semakin berkembangnya budidaya tanaman Anggrek yang dikelola oleh pak Dedek, hingga sekarang memiliki 110 kemitraan yang terjalin dengan masyarakat sekitar Kelurahan Dadaprejo. Bahkan, yang lebih mengejutkan rata — rata penghasilan perbulan dari hasil penjualan budidaya tanaman Anggrek mencapai 500 juta — 2 Milyar. Kisah inspiratif DD Orchid menjadikan budidaya tanaman Anggrek kepemilikannya sebagai icon Kelurahan Dadaprejo dan menjadi incaran seluruh stakeholder untuk belajar membangun ekonomi kreatif melalui niche market destination.
Bibit Anggrek dalam Botol
Kedua, wisata eduaksi yang wajib dikunjungi oleh wisatawan ketika hendak berkunjung ke Kelurahan Dadaprejo adalah Sentra Batik “Dadap Batik Batu” . Sentra Batik miliki Ibu Yuni tersebut mulai berdiri pada tahun 2019 dan hanya dikelola oleh Bu Yuni.
Awal mula pemilik memulai membatik hanya untuk mengisi waktu luang saja, kemudian hasil karyanya diketahui oleh perangkat kelurahan. Karena ada ketertarikan dengan motif unik batik yang dibuat oleh Ibu Yuni, akhirnya perangkat Kelurahan menginisiasi agar karya batik tulis Ibu Yuni dipasarkan secara luas. Menganggap sebagai peluang bisnis, perangkat Kelurahan juga membantu mempromosikan melalui sistem kolaborasi dengan RT. dan RW. yang ada di lingkungan Ibu Yuni.
Mendapat antusiasme dari perangkat kelurahan Dadaprejo, Ibu Yuni makin tergerak untuk memperbesar jaringan usahanya dengan mengajak para warga kelurahan Dadaprejo untuk bergabung sebagai partner kerja yang menjadi binaannya. Hingga akhirnya batik Ibu Yuni semakin dikenal oleh Masyarakat luas dengan ciri khas motif tanaman Anggrek yang juga merupakan ikon Kelurahan Dadaprejo.
Salah Satu Batik yang masih dalam proses Pewarnaan dengan motif Anggrek khas Dadaprejo
Ketiga, sentra wisata terakhir yang tidak boleh ditinggalkan ketika berkunjung ke Kelurahan Dadaprejo adalah sentra gerabah “Studio Kreasi Kriya Nusantara”. Kerajinan yang banyak dikenal oleh masyarakat ini merupakan karya Pak Ponimin yang merupakan seniman dan akademisi. Jika kita berkunjung ke rumah sentra gerabah Ponimin, wisatawan akan langsung disuguhkan hasil karya — karya yang menceritakan tentang sifat — sifat manusia melalui tokoh — tokoh pewayangan yang digambarkan dengan nuansa kental akan budaya. Pengambaran yang kuat pada tokoh dalam karya Pak Ponimin mampu menyampaikan pesan kuat dari karya itu sendiri. Adapun teknik yang digunakan oleh Ponimin dalam menghasilkan karya — karya gerabah yaitu teknik pitching atau yang disebut dengan teknik pijat.
Kualitas karya — karya hasil kerajinan Pak Ponimin tidak bisa dipandang sebelah mata lagi, bahwa nama Ponimin dan karyanya telah dikenal dunia Internasional. Dalam jejak rekam kemajuan sentra gerabah milik Pak Ponimin ini juga telah banyak menerima kunjungan dari berbagai kalangan yakni pelajar hingga instansi pemerintah.
Beberapa Hasil Karya yang ada di Studio Kreasi Kriya Nusantara
Ketiga sentra wisata di Kelurahan Dadaprejo tersebutlah yang berhasil mengangkat Dadaprejo sebagai wisata eduaksi yang terus mendapatkan perhatian oleh berbagai kalangan. Tidak sampai disitu, Kelurahan Dadaprejo pun mampu menjadi Kelurahan yang mandiri karena masyarakatnya cerdas dalam menangkap potensi.
[ad_2]
Sumber Berita