[ad_1]
Gemuruh suara anak-anak terdengar ramai sore hari di Gang Tembok Lor III, Kampung Tembok, Kelurahan Bubutan, Surabaya, Jawa Timur. Riuh suara anak-anak itu bukan sedang berada di wahana bermain atau mall mewah. Mereka di Taman Baca Tembok Lor III.
Di Taman Baca Tembok Lor III, canda anak-anak itu tetap membuncah. Ada yang saling sembunyikan buku kawannya, yang usil ketika sahabatnya serius membaca, yang bermain tebak-tebakan pengetahuan dan lainnya.
Sore hari itu menjadi kemilau cahaya melihat semangat anak-anak membaca serta bermain. Taman Baca Tembok Lor III seperti istana megah sebab tak menjadi ruang hampa
Taman Baca Tembok Lor III jadi arena yang mengasyikkan. Buku-buku yang terlonggok di taman baca menjadi sahabat anak-anak di sana. Bergeliatanya suasana edukasi di Taman Baca Tembok Lor III tecipta berkat kerja tulus Bripka Sugeng, seorang Abdi Bhayangkara yang bertugas di Polsek Bubutan.
Ia yang menginisiasi terwujudnya Taman Baca Tembok Lor III. Niat tulus Pak Sugeng ingin mencerdaskan generasi penerus bangsa disambut baik pengurus RT setempat. Berdirilah Taman Baca Tembok Lor III meski hanya bangunan sederhana dikelilingi dinding dari baja seng dan beralas karpet terpal.
Seperti sore itu, Pak Sugeng belum sampai di taman baca. Ia baru turun dari motornya kemuian berjalan santai sambil berbincang dengan dua orang bapak-bapak lainnya. Tetapi, sebagian anak-anak langsung berhamburan menghampirinya. Menarik-narik tangannya. Ada yang memeriksa tubuhnya. Ada yang cerewet bertanya ingin mengetahui apakah Pak Sugeng membawa ‘teman akrab’ mereka: buku bacaan baru.
Wajah Pak Sugeng yang meneduhkan pun menyambut anak-anak itu dengan riang hati. Pak Sugeng yang sore itu berbaju bebas, membuka tasnya seraya mengeluarkan beberapa buku. Anak-anak itu bersorak. “Saya ingin anak-anak Indonesia, khususnya di kelurahan ini, berhasil mewujudkan cita-citanya karena mereka anak-anak yang cerdas. Saya sudah lama rutin menyumbangkan buku-buku ke sini. Doakan saya tetap komitmen,” ujar Pak Sugeng.
Pak Sugeng sejak akhir tahun lalu, tak lama setalah Taman Baca Tembok Lor III hadir, menjadi pemasok buku bacaan rutin. Dapat disebut Pak Sugeng jadi ‘toko buku’ bagi Taman Baca Tembok Lor III.
Kerja ikhlas Pak Sugeng ingin membuat anak Indonesia cerdas pun bukanlah pepesan kosong. Ia rela merogoh uang pribadi untuk membeil buku bacaan baru bakal Taman Baca Tembok Lor III. “Jangan berhitung materi dengan ilmu pengetahuan. Jika generasi penerus kita adalah orang-orang yang hebat dan pintar, kita juga yang bangga karena awalnya berkat niat keinginan diri kita,” ucap Pak Sugeng.
Biasanya sore, usai selesai bertugas, Pak Sugeng menyempatkan menyambangi Taman Baca Tembok Lor III. Ia mendonasikan buku ke situ. Ada buku baru, ada juga bekas namun masih layak dibaca.
Pak Sugeng tidak terlihat lelah saat mengantarkan buku ke taman baca meskipun masih berseragam polisi. Dia bahkan tidak canggung membaca dengan anak-anak atau bercanda. Meski tidak menutup kemungkinan pekerjaannya sehari-hari begitu padat dan melelahkan.
Bukan sekadar jadi donatur tetap buku-buku ke Taman Bacaan Tembok Lor III, Pak Sugeng juga ternyata kerap mengajari anak-anak kecil belajar membaca. Telah ada beberapa anak-anak yang akhirnya mampu membaca sebab diajari Pak Sugeng.
Pak Sugeng menyayangi anak-anak di Taman Baca Tembok Lor III seperti buah hatinya sendiri. Tak mengeluh. Tak pernah kesal. Tak mengharap imbalan.Tujuan utamanya adalah tercipta anak-anak di kampung menjadi manusia berguna dan mencintai buku.
Pak Sugeng adalah oase kemanusiaan bagi dunia edukasi Indonesia. Ia selalu sumringah di tengah anak-anak yang membaca buku.*
[ad_2]
Sumber Berita