[ad_1]
Penelitian oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi menghasilkan bahwa potensi penghematan energi di Indonesia hanya 10-35%. Sebenarnya hal tersebut bukan hal yang mengejutkan. Nyatanya fenomena “konsumtif energi” ini kerap kita temui. Mulai dari lampu yang tidak dimatikan ketika siang hari, menggunakan AC saat cuaca dingin dan memasang pengisi daya ke stop kontak saat tidak digunakan.
Dua penyebab utama perilaku konsumtif energi yang dilakukan yaitu penggunaan energi yang tidak sesuai kebutuhan dan pemilihan alat elektronik yang kurang bijak. Sebagai contoh, apabila ada dua jenis kulkas dengan spesifikasi yang hampir sama tetapi memiliki perbedaan, pada kulkas A memiliki mode hemat energi dan penggunaan daya (Watt) lebih kecil dan harganya sedikit lebih tinggi, tetapi masyarakat akan memilih untuk membeli kulkas B dengan harga yang sedikit lebih murah dibandingkan kulkas A. Meskipun kulkas B kurang ramah lingkungan.
Keputusan konsumtif di awal ini tentunya tidak membuahkan hasil yang baik di masa mendatang. Nantinya masyarakat akan mengonsumsi energi jauh lebih besar dengan biaya yang dikeluarkan pun akan semakin meningkat.
Menjadi sebuah perhatian karena kurangnya pengetahuan mengenai sumber kelistrikan dan dampak pemborosan listrik dapat membuat bumi kita menjadi kurang asri. Sebagai negara yang konsumtif energi, Indonesia sudah seharusnya menerapkan solusi yang cocok dalam mengatasi dua permasalahan utama tersebut. Solusi yang diberikan harus dapat mengatasi permasalahan tersebut. Sehingga gaya hidup konsumtif energi di Indonesia secara perlahan dapat berkurang.
Bukan sebuah invensi, melainkan inovasi yang dinamakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) dapat diambil Indonesia agar masyarakat yang menerapkan gaya hidup hemat energi. Jika masyarakat masih menggunakan listrik dari energi fosil dengan skema pembayaran setiap bulan, masyarakat merasa pembayarannya lebih ringan. Sehingga masyarakat memiliki kecenderungan ingin menambah daya lebih besar.
Apalagi dengan adanya promosi dan diskon alat elektronik membangkitkan jiwa konsumtif masyarakat. Hal ini karena masyarakat merasa kapasitas daya yang terpasang di rumah dirasa cukup besar untuk menampung alat elektronik baru. Kegiatan pembelian secara terus-menerus berawal dari menambah daya listrik di rumah tanpa kita sadari menanamkan gaya hidup konsumtif pada diri kita.
Lalu mengapa PLTS Atap dapat menjadi langkah awal mengurangi gaya hidup konsumtif?
PLTS Atap melahirkan bisnis mandiri dalam sebuah rumah tangga, karena mereka secara mandiri mengurus kelistrikan yang ada di rumahnya. Masyarakat akan merasa biaya investasi awal yang dikeluarkan untuk menginstalasi PLTS Atap cukup besar pasti memiliki kecenderungan di masa depan untuk lebih hemat. Dengan investasi awal yang besar dan ditambah dengan biaya perawatan yang dapat timbul sewaktu-waktu, membuat masyarakat harus menabung sedari awal dalam perawatan PLTS Atap yang dipasang di rumahnya, untuk meminimalisir ketidakmampuan perawatan yang berakibat tidak mendapat pasokan listrik di kemudian hari. Kemungkinan tersebut tentunya tidak ingin dirasakan oleh masyarakat.
Apabila masyarakat ingin memasang PLTS Atap di rumahnya, 1 Watt listrik yang dihasilkan PLTS Atap akan langsung mengurangi harga listrik PLN maksimal 0,65 watt untuk bulan berikutnya. Perhitungan lain yang terperinci dapat dijelaskan seperti berikut, dengan investasi awal termasuk biaya instalasi PLTS Atap sebesar Rp20.000.000,- yang terlihat tinggi, periode pengembalian yang akan dialami masyarakat baru setelah 7-8 tahun. Meski begitu, PLTS Atap memiliki seumur hidup selama 25 tahun dan ini tentunya dapat dilihat sebagai penghematan dari pemasangan PLTS Atap.
Selain itu dengan pemasangan PLTS Atap membangun pola pikir masyarakat untuk berhemat, karena energi yang digunakan sudah ramah lingkungan dan lebih hemat energinya. Jika sumber energi yang digunakan merupakan energi bersih ramah lingkungan, apakah kita akan tetap menggunakan listrik secara cuma-cuma? Kita rasa hal itu tidak akan terjadi.
Maka dari itu, untuk mengurangi gaya hidup konsumtif pada penggunaan energi di masa kini, dapat ditangani sejak dini dengan pemasangan PLTS Atap pada tiap rumah di Indonesia. Penggunaan PLTS Atap pada tiap rumah dapat menghindari gaya hidup konsumtif energi di masa depan dengan keputusan memilih alat elektronik yang lebih ramah lingkungan, sehingga pola pikir yang tertanam akan lebih hemat dan tidak konsumtif. Mari wujudkan Indonesia perlahan-lahan beralih ke energi yang lebih bersih.
[ad_2]
Sumber Berita