INDONESIANTALK.com –– Membentuk kebiasaan bukan tentang memupuk keteguhan hati agar kita dapat menepiskan godaan
Membentuk kebiasaan adalah mendefinisikan ulang istilah “imbalan” dan “hukuman”. Membentuk kebiasaaan memunculkan perubahan dalam benak kita, dengan melakukan sesuatu terus menerus.
“Hello Habits” by Fumio Sasaki, buku aslinya berjudul “Bokutachi Wa Shuurkan de dekiteiru” terbit pada 2018. https://www.amazon.com/Hello-Habits-Minimalists-Guide-Better/dp/1324005580
Diperlukan di saat kita berusaha membentuk kebiasaan baru.
Tidak mudah, dan tidak ada cara ajaib untuk melakukannya. Namun, begitu kita berhasil mengadopsinya, kita akan dapat terus melakukan kebiasaan itu, karena ada hadiah besar yang menunggu kita.
Kita semua harus terus belajar sampai maut datang menjemput.
Ketika menghentikan suatu kebiasaan, kita harus menyadari apakah ada hal lain yang ingin kita prioritaskan, meskipun untuk itu kita harus menanggung akibatnya.
Jika Anda ragu tentang apakah harus mulai menumbuhkan kebiasaan baru yang baik, saya anjurkan untuk mengurangi barang milik Anda sebagai langkah pertama.
Memang terasa menyenangkan jika dapat menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah banyak dalam sehari.
Namun, daripada hanya sesekali mengerjakan tugas, akan lebih baik jika fokus melakukan langkah-langkah kecil setiap hari, dan pada akhirnya kita kan berhasil mencapai tujuan yang jauh di depan.
Rahasianya untuk menghasilkan begitu banyak karya adalah memulai karya berikutnya segera setelah karya yang sedang ditanganinya selesai.
Saya merasakan sekali bahwa makin sering saya meninggalkan kebiasaan, makin sulit untuk mengembalikan kebiasaan itu.
Jadi, makin jelaslah alasan untuk tidak membiarkan ada waktu jeda antara latihan yang satu dan latihan berikutnya. Kebiasaan kita makin mantap apabila kita terus maju bersamanya.
Namun, jika berniat menurunkan berat badan, kita harus menimbang badan setiap hari, bahkan sekalipun berat badan kita naik.
Perasaan menyesal yang kita rasakan, yakni hukuman, akan menentukan langkah berikutnya.
Dan istirahat tidak bisa dilepaskan dari bekerja—istirahat adalah bagian dari proses berkarya. Jika kita terlalu lelah untuk terus bekerja, artinya kebiasaan kerja kita tidak efektif.
Bagi saya, tujuan utama lari adalah menjaga kesehatan jiwa dan raga. Saya juga punya target untuk menerbitkan sejumlah buku, yang tujuannya bagi saya adalah memenuhi rasa ingin tahu.
Namun, orang yang sukses adalah orang yang pantang mundur saat menghadapi kegagalan. Dan merekalah yang terus melangkah sampai titik akhir. Hanya itulah yang dapat dilakukan.
Otak saya mulai memandang latihan olahraga sebagai sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang membuat saya merasa sudah mencapai sesuatu, bukan seperti kewajiban yang membebani, yang dulu terasa begitu.
Perasaan negatif bahwa kita tidak mampu mengerjakan sesuatu hari ini atau tidak mampu mencapai tujuan kita akan membuat kita sulit melanjutkan kebiasaan berikutnya.
Jadi, kita perlu menjaga posisi awal untuk kebiasaan kita agar kita tidak terhalangi untuk merasa puas setelah melakukan kebiasaan itu.
Bahkan meskipun kita tidak berbuat banyak hari ini, kita dapat meraih hasil yang lebih baik esok.
Ketika kita memulai sesuatu yang baru, orang sering menyarankan agar kita “langsung kerjakan saja,” dan saya sependapat.
Namun, orang yang mampu menerapkan saran “langsung kerjakan saja” adalah orang yang pernah memiliki pengalaman “langsung kerjakan saja”, dan pada akhirnya berhasil.
Mengetahui apa “yang terbaik untuk saya” inilah yang penting. …
Saya akan senang jika Anda dapat membaca yang tersirat di balik buku ini dan memahami-nya. Tidak ada contoh kebiasaan yang harus kita adopsi. Yang terpenting adalah memikirkan diri sendiri.
Mari kita ingat bahwa keteguhan hati tidak akan berkurang jika digunakan, tetapi dipulihkan oleh emosi kita. Sedikit perbuatan baik akan menimbulkan rasa senang pada kedua belah pihak.
Setelah berbuat baik, kita akan dapat menghadapi kesulitan hidup dengan lebih baik.
Kita tetaplah manusia biasa, tidak peduli setinggi apa pun prestasi kita.
Kita harus memandang orang ternama sebagai manusia biasa juga, sama seperti kita.
Setidaknya, kita salah apabila menyepelekan prestasi seseorang ketika dia melakukan kesalahan.
Karena sesukses apa pun seseorang, pasti akan ada sisi konyolnya yang membuatnya makin menyenangkan.
#HELLOSEMANGAT