Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyerahkan pengelolaan Kebun Raya kepada pihak swasta. Pengelolaan empat Kebun Raya yakni Kebun Raya Bogor, Cibodas, Purwodadi, dan Bali oleh pihak swasta sudah dilakukan sejak awal tahun 2020.
Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengatakan, alih kelola tersebut dilakukan karena LIPI tidak memiliki kapasitas dan kemampuan untuk mengekplorasi potensi kebun raya di era kekinian.
Menurut Tri, Kebun Raya di bawah LIPI memiliki beberapa fungsi yakni riset atau menyimpan tumbuhan di luar habitat asli, eduwisata, jasa lingkungan, dan pendidikan. Sementara pihak swasta akan mengoptimalkan potensi fungsi wisata dan pendidikan.
“Wisata dan pendidikan inilah yang kita kerjasamakan. Kalau dikelola pihak swasta tentu bisa lebih baik. PT Mitra Natuna Raya (mitra pengelola Kebun Raya) ini baru memulai mengelola dua bulan, kemudian empat ulan selama pandemi bisa melihat lagi potensi Kebun Raya, bagaimana mereka bisa mengemas pusat eduwisata yang sehat,” ujar Tri Handoko di Gedung Konservasi LIPI Kebun Raya Bogor, Kamis, 9 Juli 2020.
Tri mengatakan, nantinya Kebun Raya diharapkan bukan sekadar tempat wisata untuk bersantai belaka. Namun demikian, Kebun Raya bisa menonkolkan sisi edukasi terutama bagi generasi muda.
“Jadi bagaimana Kebun Raya ini bisa dikelola dengan cara yang berbeda dan kekinian, tapi nuansa alamnya tetap kuat. Nuansa pendidikan terkait hayati, dan unsur botaninya juga kuat,” kata Tri.
Era pandemi, menurut Tri menjadi era perubahan dalam pengelolaan Kebun Raya. Semuanya pelayanan dilakukan dengan mengacu protokol kesehatan.
Ke depan, Kebun Raya juga tidak akan mengizinkan kendaraan bermotor masuk ke area Kebun Raya. Hal itu sebagai upaya menjaga Kebun Raya dari polusi.
“Kehadiran pandemi ini merupakan kejadian titik balik. Kesempatan bagi masyarakat untuk bisa hidup lebih modern, lebih menghargai, dan menjadi masyarakat digital. Tidak ada lagi kertas, tiket, kita tidak lagi bersentuhan,” ujar Tri.
Sementara itu, Presiden Mitra Natuna Raya selaku mitra pengelola Kebun Raya Hendra Noor Saleh mengatakan, kehadiran pihak swasta diharapkan dapat mengoptimalkan potensi keanekaragaman hayati yang dimiliki Kebun Raya Bogor.
Setelah Kebun Raya Bogor dan Cibodas resmi dibuka kembali, pengelola Kebun Raya akan mulai melangkah ke paket wisata baru untuk wisatawan.
“Kami menyiapkan tur Kebun Raya malam hari, sebagaimana di Singapura dengan memanfaatkan lumina tenaga laser. Di Singapura, lumina menjadi daya tarik jutaan orang.
Kita punya Kebun Rayayang organik, ide-ide ini yang harus dikomunikasikan dengan pemangku kepentingan. Nanti kita juga ada kelas , dan pemandu wisata, banyak perencanaan. Kita enggak mau banyak janji, kami minta agar bisa berjalan,” ucap Hendra.
Kepala Pusat Penelitian dan Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Henderian memastikan, alih kelola Kebun Raya kepada pihak swasta tidak akan mengurangi muatan konservasi Kebun Raya.
Hendrian menjamin semua berjalan secara seimbang karena eduwisata didesain dengan corak konservasi.
“Selama ini ada yang tanya juga apakah ada benturan wisata dengan fungsi riset? Saya kira aman. Ini bisa berjalan seimbang, saya juga meluruskan, ada informasi terkait dengan adanya hotel lima yang akan dibangun di Kebun Raya seiring dengan masuknya mitra. Itu tidak benar sama sekali,” kata Hendra.