[ad_1]
Mari Kita Mengenal Tahapan Bicara Anak!
Kemampuan bicara merupakan bagian dari aspek perkembangan bahasa anak. Kemampuan ini sangat penting, melalui bicara anak maka akan terjadi komunikasi antara anak yang satu dengan anak lainnya. Kemampuan bicara ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari anak, dimana ia akan tumbuh dalam lingkungannya yang membutuhkan interaksi dengan orang lain, baik dengan tema sebaya, guru dan masyarakat. Untuk itu penting sekali untuk mengenali tahapan berbicara anak serta tips untuk menstimulasinya.
Adapun secara umum perkembangan bahasa anak terdiri dari dua periode yaitu sebagai berikut:
Periode Pralinguistik
Periode pralinguistik merupakan tahap awal dari perkembangan bahasa anak yaitu ketika berusia bayi. Pada tahapan ini bayi belajar mengendalikan suara yang dapat ia hasilkan dan merangkai suara-suara ini bersama-sama dalam permainan vokal. Pada tahap ini, anak belum dapat memanipulasi suara-suara ini menjadi kata-kata yang tepat.
Adapun periode pralinguistik ini terdiri dari kategori yaitu sebagai berikut:
Suara vegetatif terjadi pada usia 0-2 bulan dan termasuk suara alami yang dibuat bayi, seperti menangis sebagai bentuk komunikasinya.
Berdebar dan tawa terjadi pada usia 2-5 bulan. Ini adalah vokalisasi yang dilakukan bayi ketika senang atau puas dan dapat terdiri dari suara vokal atau konsonan. Contoh: aaaaa, mmmm
mengoceh atau mengoceh (panggung mengoceh), kemampuan ini terlihat ketika anak mulai mengoceh. Pada tahap ini suara yang dikeluarkan tidak hanya berupa bunyi huruf vokal tapi juga berupa bunyi huruf konsonan yang kadang-kadang anak menggabungkannya, contoh: bayi seperti menyebut baaaaa, maaaa, dan lain-lain. Seiring bertambahnya usia, bayi mampu menggabungkannya menjadi berbentuk suku kata seperti maaaamaa dan lain-lain.
Berikut adalah tip yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru untuk menstimulasi kemampuan bicara bayi pada periode pralinguistik:
Lakukan kontak mata ketika berbicara dengan mereka. Bayi akan menyukai wajah ibunya dan akan merespons saat berbicara dengannya.
Berbicara tentang apa yang dilakukan, misalnya saat memberi makan, mengganti dan memandikan mereka. Orang tua juga dapat bernyanyi untuk bayi. Hal ini membantu mereka mendengarkan irama bahasa.
Ulangi suara yang dilakukan bayi, karena ini mengajarkan bayi pelajaran tentang mendengarkan dan bergantian dalam percakapan. Bicaralah dengan suara lagu-bernyanyi untuk membantu menjaga perhatian bayi.
Sebutkan dan arahkan pandangan bayi ke hal-hal yang bisa ia lihat, misalnya, “Lihatlah, kucing itu”. Ini akan membantu bayi belajar kosa kata dan pada waktunya mereka akan mulai menyebutkan kata-kata tersebut. Saat bayi bertambah besar, tambahkan lebih banyak kosa katanya, seperti, “Lihatlah kucing hitam itu”.
Periode Linguistik
Periode linguistik adalah tahap perkembangan bahasa yang ditandai oleh munculnya kata-kata dan komunikasi simbolik. Ada enam periode perkembangan bahasa linguistik
1. Periode satu kata yaitu dimulai sekitar usia 14-24 bulan. Pada tahap ini, kata-kata yang digunakan oleh anak mudah diidentifikasi, dan ia mulai memberi nama dan label orang dan benda di lingkungannya. Kosakata khas seorang anak selama periode ini akan terdiri dari kata-kata seperti mama, papa.
2. Selanjutnya adalah periode dua kata. Seperti namanya, ini adalah saat dia akan mulai menggabungkan dua kata bersama untuk membuat frasa sederhana, seperti “mau makan”. Periode dua kata biasanya dimulai dari usia 20-30 bulan.
3. Periode tiga kata dimulai sekitar usia 28-42 bulan. Selama periode ini, seorang anak menambahkan setidaknya satu kata lagi ke frasa mereka dan mulai menggunakan kata ganti. Contohnya ‘dia menendang bola.’
4. Pada usia sekitar 34-48 bulan, periode empat kata dimulai. Pada saat ini, anak mulai menggunakan kombinasi empat hingga enam kata dan kata sifat mulai muncul dalam pembicaraan mereka. Contohnya adalah “aku punya kucing lucu.”
5. Periode terakhir perkembangan bahasa linguistik adalah periode ujaran yang kompleks. Itu dimulai sekitar usia 48-60 bulan. Pada saat ini, seorang anak secara teratur menghasilkan frasa yang panjangnya lebih dari enam kata, dan mereka mulai mengekspresikan konsep masa lalu dan masa depan. Contohnya: Kemaren saya tersandung di halaman rumah, Besok kita pergi ke mall.
[ad_2]
Sumber Berita