13 Cara Agar Tidak Hamil dengan Alat Kontrasepsi, Wajib Catat! – HEALTHNEWS MAGAZINE

[ad_1]

Apabila Anda sedang menunda punya anak, maka memakai kontrasepsi saat bercinta wajib hukumnya, sebagai cara agar tidak hamil.

Dalam satu kali ejakulasi, ada sebanyak 18 juta sel sperma yang siap membuahi sel telur dan menghasilkan kehamilan. Satu tetes air mani dari suami, bisa menghamili satu penduduk di negara Colombia.

Karena itu, bila Bunda sedang tidak mengonsumsi pil KB ataupun memakai IUD, jangan pernah lupa meminta suami untuk memakai kondom saat bercinta, atau alat kontrasepsi lainnya.

Apa Itu Alat Kontrasepsi?

Kontrasepsi adalah salah satu cara untuk mencegah atau menunda kehamilan. Ada banyak jenis kontrasepsi dan beberapa di antaranya lebih efektif daripada yang lain. 

Alat ini bekerja dengan cara menghentikan atau menghambat penggabungan sel sperma dan sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim. 

Alat Kontrasepsi untuk Mencegah Kehamilan

Ada banyak alat kontrasepsi yang bisa Anda pilih untuk mencegah kehamilan. Meskipun masing-masing alat kontrasepsi tersebut memiliki persentase keberhasilan yang berbeda.

Tapi, perlu diingat bahwa sebenarnya tidak ada alat kontrasepsi yang benar-benar 100% bisa mencegah kehamilan. Pendapat ini pun disetujui oleh Dr. Mohammad Haekal, SpOG KFER, FICS, MIGSS., saat diwawancarai oleh theAsianparent Indonesia.

Menurut dr. Haekal, satu-satunya metode yang 100% dapat mencegah kehamilan adalah dengan tidak berhubungan seksual. 

“Satu-satunya metode yang 100% dapat mencegah kehamilan adalah dengan tidak berhubungan seksual. Namun untuk metode kontrasepsi yang cocok, kembali lagi disesuaikan dengan masing-masing individu atau pasangan,” kata dr. Haekal.

Selain itu, pemakaian alat kontrasepsi sebagai cara agar tidak hamil juga bergantung dari bermacam-macam aspek. Seperti usia masing-masing pasangan, dan seberapa lama ingin menunda kehamilannya.

“Pemilihan metode kontrasepsi dipertimbangkan dari berbagai macam aspek seperti usia individu, penyakit yang sedang diderita, seberapa lama ingin menunda kehamilan, seberapa cepat ingin hamil lagi setelah berhenti menggunakan kontrasepsi, mana yang lebih nyaman untuk pasangan, dan mana yang dapat digunakan dengan tepat dan konsisten,” lanjut dr. Haekal.

Untuk lebih efektif mencegah kehamilan, kedua pasangan bisa sama-sama menggunakan pengaman atau alat kontrasepsi. Misalnya, istri menggunakan KB, dan suami menggunakan kondom. 

“Sebenarnya bila digunakan dengan benar, tepat, dan konsisten, satu jenis kontrasepsi saja sudah cukup efektif untuk mencegah kehamilan. Tetapi pada kondisi tertentu, misalkan istrinya lupa minum pil KB 1 atau 2 hari, maka sebaiknya dalam waktu seminggu ke depan bila berhubungan, suami juga harus memakai pengaman,” terang dr. Haekal.

Macam-Macam Alat dan Metode Kontrasepsi sebagai Cara Agar Tidak Hamil

1. Implan

Implan adalah kontrasepsi hormonal yang termasuk alat kontrasepsi jangka panjang. Kontrasepsi ini berisi hormon progestin dan memiliki keefektifan selama 3 tahun. Diketahui sangat efektif untuk mencegah kehamilan.

“Angka kegagalan sekitar 0,05%. Kembalinya kesuburan setelah pelepasan KB implan dapat bervariasi, ada yang langsung dapat hamil, namun ada yang memerlukan waktu 8-10 bulan bahkan sampai 1 tahun,” ucap dr. Haekal.

2. IntraUterine Device (IUD)

Ada dua jenis IUD, yaitu dengan lilitan tembaga, dan dengan hormon progestin. Jangka waktu pemakaiannya pun berbeda-beda.

“Sangat efektif mencegah kehamilan. Angka kegagalan adalah 0,2-0,6%. Untuk kembali mencapai kesuburan setelah pelepasan IUD, waktu yang dibutuhkan cukup singkat sekitar 3-4 bulan,”

3. Kontrasepsi Mantap (kontap)

Ini adalah jenis kontrasepsi permanen untuk laki-laki (vasektomi) dan perempuan (tubektomi). Kedua prosedur ini bersifat permanen untuk mencegah kehamilan.

“Bersifat permanen dimana saluran sperma pada pria atau saluran tuba pada wanita akan dipotong untuk memblokir jalannya sperma dan ovum. Walaupun bersifat permanen dan sangat efektif, tetap tidak mencegah kehamilan 100%. Angka kegagalan prosedur kontrasepsi ini adalah 0,1% untuk vasektomi dan 0,5% untuk tubektomi,” kata dr. Haekal.

4. Injeksi 1 atau 3 Bulan Sekali

Ini termasuk kontrasepsi jangka pendek, di mana metodenya menggunakan suntikan (KB suntik). KB suntik ini cukup banyak dipilih oleh ibu menyusui.

“Sangat efektif dalam mencegah kehamilan dengan angka kegagalan 0,05% untuk suntikan kombinasi 1 bulan sekali, dan 0,3% untuk suntikan progestin 3 bulan sekali. Bila tidak rutin, angka kegagalannya dapat mencapai 2-3%,” jelas dr. haekal.

5. Pil KB

Ini adalah kontrasepsi yang paling banyak digunakan setelah KB suntik. 

“Bila dipakai secara teratur dan konsisten, sangat efektif mencegah kehamilan dengan angka kegagalan 0.3%, namun dapat mencapai 8% apabila pemakaian tidak teratur. Untuk kembali mencapai kesuburan, metode pil KB memerlukan waktu yang singkat sekitar 3-6 bulan.”

6. Pengaman (kondom)

Kondom diketahui efektif untuk mencegah kehamilan, dan bisa melindungi dari infeksi menular seksual bila digunakan dengan benar.

“Angka kegagalannya cukup tinggi yaitu sekitar 2% bila dipakai secara tepat dan konsisten, dan mencapai hingga 15% pada pemakain yang kurang tepat atau kurang konsisten.”

7. Metode Irama

Strategi ini membutuhkan banyak perhatian, dan itu tidak sederhana. Pertama, Anda harus melacak periode Anda selama 6-12 bulan sebelum Anda mulai. Kemudian Anda dapat menggunakan informasi itu dan melakukan beberapa matematika untuk mengetahui kapan Anda subur.

Anda akan menggunakan rumus ini:

  • Kurangi 18 dari jumlah hari dalam siklus terpendek Anda.
  • Hitung berapa hari setelah Anda memulai menstruasi. Itulah hari subur pertama Anda.
  • Kurangi 11 dari jumlah hari dalam siklus terpanjang Anda.
  • Hitung berapa hari dari awal menstruasi. Itulah hari subur terakhir Anda.
  • Jangan berhubungan seks pada atau di antara hari-hari subur pertama dan terakhir Anda.

Ada aplikasi untuk memantau ini. Tetapi agar cara ini berhasil, Anda harus sangat cermat memeriksanya. Inilah yang sulit dilakukan, karena biasanya siklusnya bisa sedikit berbeda. 

Pun kondisi medis seperti penyakit tiroid, gangguan makan, penurunan atau penambahan berat badan yang berlebihan, olahraga berat, dan penggunaan obat-obatan terlarang dapat menyebabkan siklus menjadi tidak teratur.

8. Metode Cervical Mucus

Metode ini melibatkan pemeriksaan lendir dari leher rahim pada titik-titik tertentu dalam siklus Anda.

Tepat setelah menstruasi, jumlah lendir akan sangat sedikit. Namun saat Anda berovulasi, bisa ada banyak. Anda juga dapat melihat perubahan tekstur atau warnanya selama siklus. Semua petunjuk ini dapat membantu mengetahui kapan Anda sedang berovulasi.

Lendir serviks pada masa subur bisa terlihat bening, licin, dan melar, seperti putih telur. Anda dapat menggunakan tisu atau jari untuk memeriksanya beberapa kali sehari. Sebaiknya catat bagaimana kondisi lendir serviks sehingga Anda dapat melihat polanya dari satu siklus ke siklus lainnya – dan kemudian mengetahui kapan Anda harus menghindari seks.

9. Metode Standar Harian (SDM)

Metode ini menetapkan hari yang sama (hari ke 8 sampai 19) sebagai masa subur bagi semua orang.

Anda dapat menggunakan aplikasi atau kalender masa subur melacak waktu ovulasi Anda dalam siklus. Ini bekerja paling baik jika siklus Anda lebih dari 26 hari atau kurang dari 32.

10. Metode Suhu Tubuh Basal

Cara lain untuk mengetahui kapan masa subur Anda adalah dengan mencatat suhu tubuh harian. Anda menggunakan alat yang disebut termometer suhu tubuh basal pada waktu yang sama setiap hari.

Saat berovulasi, suhu tubuh mungkin naik hampir 1 derajat F. Ada baiknya juga memerhatikan gejala lain yang mungkin Anda alami, seperti nyeri payudara, sakit punggung, atau kembung.

Tapi tetap saja, Anda tidak bisa tahu persis kapan waktu ovulasi dengan metode ini. Selain itu, jika Anda menderita penyakit yang menyebabkan demam, stres, minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya, bepergian ke zona waktu yang berbeda (sehingga terbangun di waktu yang berbeda), atau tidur di ruangan yang lebih hangat atau lebih dingin dari biasanya — semua dapat memengaruhi suhu tubuh basal. Itu juga bisa membuat metode ini lebih sulit untuk digunakan.

11. Ejakulasi di Luar

Salah satu cara menghindari kehamilan adalah dengan tidak memberikan kesempatan sperma untuk bertemu dengan sel telur. Saat Anda menggunakan metode ini — juga disebut “menarik keluar” — pria menarik penis mereka keluar dari vagina pasangannya sebelum mereka ejakulasi.

Ini membutuhkan banyak pengendalian diri. Karena itu tidak selalu terjadi, ada kemungkinan 22% untuk hamil jika menggunakan cara ini.

12. Menyusui

Cara ini hanya bekerja selama 6 bulan pertama setelah melahirkan — dan hanya jika Bunda belum mendapatkan menstruasi dan menyusui bayi secara eksklusif; tidak ada formula dan tidak ada botol sama sekali.

Anda harus menyusui setidaknya setiap 4 jam di siang hari dan setiap 6 jam di malam hari. (Memompa tidak masuk hitungan!) Ini mencegah tubuh melepaskan sel telur.

Karena tu, sebenarnya menyusui bukanlah cara yang pasti untuk menghindari kehamilan.

13. Menggunakan Ramuan Herbal

Beberapa tumbuhan disebut-sebut bisa menjadi cara untuk menghindari kehamilan. Tetapi, tentu saja masih sedikit sekali penelitian untuk mendukung klaim tersebut. Dan FDA belum menyetujui satupun dari mereka.

Anda mungkin pernah mendengar tentang:

  • Mimba
  • Biji jarak
  • Gosipol (untuk pria)
  • Thunder God Vine (untuk pria)
  • Evodia
  • Wortel liar (renda Ratu Anne)

Ramuan ini dikatakan baik karena:

  • Menjaga agar tubuh tidak melepaskan sel telur
  • Mencegah sperma membuahi sel telur
  • Memblokir sel telur yang telah dibuahi agar tidak tertanam di dalam rahim

Ingat, hanya ada sedikit penelitian untuk mendukung klaim tersebut atau tentang seberapa baik kinerjanya. Beberapa metode herbal beracun. Jadi, Anda harus berbicara dengan dokter terlebih dahulu tentang apa yang aman digunakan.

Manfaat Menggunakan Alat Kontrasepsi Atau Metode KB

Menggunakan alat kontrasepsi memiliki banyak manfaat yang penting dalam menjaga kesehatan reproduksi dan meningkatkan kualitas hidup bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat penting dari penggunaan alat kontrasepsi:

  1. Mengontrol Kehamilan: Alat kontrasepsi membantu pasangan untuk mengendalikan kehamilan dengan mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan. Hal ini memungkinkan pasangan untuk merencanakan keluarga dan memiliki anak sesuai dengan keinginan dan kesiapan mereka.

  2. Mencegah Penyakit Menular Seksual (PMS): Penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi adalah satu-satunya metode yang efektif untuk mencegah penularan infeksi menular seksual, termasuk HIV. Selain itu, beberapa metode kontrasepsi lain seperti pil kontrasepsi juga dapat membantu melindungi dari risiko tertentu infeksi.

  3. Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak: Dengan mengatur jarak kehamilan, penggunaan alat kontrasepsi membantu mengurangi risiko komplikasi kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan terlalu sering dan terlalu dekat. Ini juga membantu mengurangi angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu.

  4. Mengurangi Beban Overpopulasi: Dalam masyarakat yang menghadapi masalah overpopulasi, penggunaan alat kontrasepsi membantu mengurangi tekanan pada sumber daya dan lingkungan, sehingga memfasilitasi pembangunan berkelanjutan.

  5. Mengurangi Abortus Tidak Aman: Dengan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, alat kontrasepsi dapat mengurangi angka abortus tidak aman, yang berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan perempuan.

  6. Meningkatkan Kualitas Hidup: Dengan merencanakan keluarga, pasangan dapat lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dan aspirasi pribadi, sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Apakah Morning After Pil Efektif untuk Mencegah Kehamilan?

Morning after pil atau kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang digunakan atau diminum sesaat setelah berhubungan seks bisa efektif bila digunakan dengan tepat. 

Dokter Haekal menjelaskan kalau pil ini perlu dikonsumsi secepatnya dalam waktu kurang dari 72 jam. Efektivitasnya bahkan bisa mencapai 80-90%. Itulah mengapa Anda perlu memerhatikan jenis, cara pakai kontrasepsi darurat ini. 

“Cara kerjanya adalah dengan menghambat terjadinya ovulasi dan mencegah implantasi. Apabila telah terjadi ovulasi sebelum hubungan seksual, efektivitasnya berkurang,” kata dr. Haekal.

Tips Melakukan Seks dengan Alat Kontrasepsi Agar Tidak Hamil

seks dengan alat kontrasepsi 1

Cara asyik melakukan seks dengan alat kontrasepsi agar tidak hamil.

1. Jangan Pernah Melakukan Seks tanpa Kondom

Kondom dibuat tidak hanya untuk mencegah kehamilan, tapi juga mencegah berbagai penularan penyakit infeksi menular seksual. Melakukan seks dengan alat kontrasepsi kondom tidak akan mengurangi kenikmatan saat bercinta. Apalagi sekarang sudah banyak varian kondom yang bermacam-macam dan memberi sensasi lebih bagi suami maupun istri. Ini bisa menjadi salah satu cara agar tidak hamil. 

2. Jangan Pernah Lupa Minum Pil KB

Bila alat kontrasepsi yang Anda gunakan adalah pil KB, jangan pernah lupa untuk mengonsumsinya secara rutin. Dan pastikan jadwal minumnya teratur, bukan di sembarang waktu. Minum pil KB di waktu yang sama setiap hari bisa membuatnya lebih efektif.

Lupa minum pil KB satu hari saja bisa membuat kehamilan terjadi. Seperti yang pernah terjadi pada Ashanty, dia tidak minum pil KB beberapa hari dan langsung ‘kebobolan’.

Artikel terkait: Lupa minum Pil KB, Ashanty hamil anak kedua

Seks dengan alat kontrasepsi

Tips melakukan seks dengan alat kontrasepsi agar tidak hamil.

3. Seks saat Menstruasi Tetap Bisa Hamil

Banyak yang berpikir melakukan seks saat haid tidak akan bisa hamil, nyatanya tidak. Bercinta saat istri sedang menstruasi tetap bisa hamil bila tidak menggunakan alat kontrasepsi.

4. Ejakulasi di Luar Tidak Sepenuhnya Efektif

Meski dipercaya bisa mencegah kehamilan, namun bila sperma keluar di dekat mulut vagina, ia bisa tetap berenang ke sel telur dan membuat Bunda hamil. Gunakan proteksi bila Anda tidak ingin hamil.

Artikel terkait: Ejakulasi di luar saat bercinta, seberapa efektif untuk mencegah kehamilan?

5. Seks Tanpa Penetrasi tetap Bisa Hamil

Kehabisan kondom, tidak ada pil KB, namun gairah seks tak tertahankan. Lalu hanya menggesekkan penis di luar vagina tanpa melakukan penetrasi. Sayangnya, cara ini juga tetap berisiko kehamilan, karena sperma yang keluar bisa mengalir dan masuk ke vagina.

agar tidak hamil

Memakai alat kontrasepsi saat berhubungan seks agar tidak hamil.

6. Jangan Biarkan Suami Memasukkan Jari ke Vagina yang Telah Menyentuh Penisnya

Ini adalah salah satu cara agar tidak hamil yang harus diperhatikan. Saat ereksi, penis lelaki bisa mengeluarkan precum yang juga memuat sperma. Bila suami menyentuh precum ini kemudian memasukkan jarinya ke vagina Anda, kemungkinan di tangannya telah menempel sel sperma yang bisa membuat Anda hamil.

Hal ini juga berlaku pada kondom, jangan menyentuh bagian luar kondom jika sebelumnya telah menyentuh penis yang sudah mengeluarkan precum.

7. Setelah Ejakulasi, Segera Keluarkan Penis dari Vagina

Jangan biarkan penis berada terlalu lama di vagina setelah ejakulasi. Minta suami untuk segera mencabut penisnya untuk menghindari kemungkinan sperma mengalir keluar kondom dan membuahi sel telur.

8. Pastikan Sudah Menggunakan Alat Kontrasepsi dengan Benar

Peluang kehamilan akan meningkat setiap hari bila tidak menggunakan alat kontrasepsi. Berikut adalah beberapa tips yang perlu Anda ketahui untuk memastikan pengendalian kelahiran Anda efektif:

  • Minum pil pada waktu yang sama setiap hari. Jika Anda meminum pil terlalu cepat atau terlambat, itu dapat mengganggu keseimbangan hormon. Hal ini dapat membuat pil kurang efektif.
  • Hindari dosis yang terlewat. Ketika Anda melewatkan satu hari, program menunda kehamilan Anda menjadi kurang efektif.
  • Segera minum pil yang terlewat. Jika Anda melewatkan satu hari, minum pil segera setelah Anda ingat. Jika melewatkan dua hari, Anda dapat meminum kedua pil sekaligus atau pada waktu yang berbeda di siang hari. 
  • Ganti cincin atau tambalan kulit tepat waktu. Jika Anda lupa mengganti cincin atau tambalan kulit baru, kemungkinan hamil semakin meningkat.

Bila menggunakan kondom, pilih ukuran yang tepat. Untuk menggunakan kondom pria, Anda harus:

  • Tempatkan kondom di kepala penis yang ereksi. Tarik kembali kulup terlebih dahulu jika penis tidak disunat.
  • Pastikan untuk mencubit udara keluar dari ujung kondom.
  • Buka gulungan kondom dengan hati-hati ke bawah.
  • Pegang kondom di dasar sebelum menarik keluar. Setelah Anda menarik keluar, lepaskan kondom dengan hati-hati dan buang ke tempat sampah.
  • Jangan pernah menggunakan kembali kondom dan jangan pernah menggunakan dua kondom secara bersamaan.

Bila menggunakan kondom wanita, ujung yang tertutup memiliki cincin tebal yang menjaga kondom tetap di dalam vagina. Ujung terbuka memiliki cincin tipis yang menutupi lubang vagina.

Untuk menggunakannya, Anda harus:

  • Cari posisi yang nyaman.
  • Pegang ujung yang tertutup, lalu remas sisi-sisi cincin bagian dalam bersama-sama dengan ibu jari dan jari telunjuk Anda.
  • Masukkan ujung ini ke dalam vagina, lalu gunakan jari Anda untuk mendorongnya sejauh mungkin hingga menyentuh leher rahim Anda.
  • Arahkan penis pasangan ke dalam lubang kondom. Hentikan jika kondom terasa terdorong ke dalam vagina atau jika penis tergelincir di antara kondom dan dinding vagina.

9. Gunakan Alat Kontrasepsi Ganda

Pengendalian kelahiran sangat efektif untuk mencegah kehamilan, tetapi tidak akan mencegah Anda dari infeksi menular seksual. Itu sebabnya Anda harus menggandakan dengan menggunakan perlindungan lebih. Kondom adalah satu-satunya cara untuk mencegah IMS, dan termasuk kontrasepsi hormonal.

Tapi, JANGAN gunakan kondom laki-laki dan perempuan secara bersamaan. Anda juga dapat berbicara dengan dokter bila ingin menggunakan kondom.

10. Rutin Memeriksa Kesuburan dan Menghindari Seks selama Ovulasi

Anda juga bisa melacak kesuburan dan menghindari seks saat ovulasi. Ada berbagai aplikasi yang dapat digunakan untuk melacak siklus menstruasi dan ovulasi. Tetapi cara ini hanya efektif jika Anda meluangkan waktu dan benar-benar mengenal tubuh Anda. Sebaliknya, anggap itu sebagai pelengkap yang baik untuk pilihan pengendalian kelahiran lainnya.

Itulah cara agar tidak hamil yang bisa Anda coba dan juga dengan menggunakan alat kontrasepsi. Semoga bermanfaat ya, Parents. 

Semoga bermanfaat.

 ***

Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah

Wawancara: Dr. Mohammad Haekal, SpOG, KFER, FICS, MIGSS

 

 

Baca juga:

Ayah Tidak Suka Kondom/Bunda Anti Minum Pil? Ini Alternatif KB lainnya

Cara Hitung Masa Subur Perempuan untuk Tingkatkan Peluang Kehamilan

Mengenal Alat Kontrasepsi Spons, Benarkah Efektif Cegah Kehamilan?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

[ad_2]

Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »