[ad_1]
Kelapa sawit beserta produk turunannya merupakan komoditas perkebunan andalan Indonesia. Berdasarkan data FAO, Indonesia merupakan negara penghasil sekaligus pengekspor kelapa sawit terbesar di dunia. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri yang mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam 20 tahun terakhir di Indonesia. Pertumbuhan ini terlihat dari total produksi dan ekspor, serta pertumbuhan luas lahan perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia. Disertai kebutuhan yang terus meningkat, industri kelapa sawit dapat menjadi potensi yang sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Produksi yang Berlimpah
Lima urutan negara penghasil sawit terbanyak pada tahun 2020 ialah Indonesia disusul Malaysia, Thailand, Kolombia, dan Nigeria. Indonesia mencapai produksi sawit lebih 2 kali lipat dari negara Malaysia pada tahun 2020, di mana Malaysia memproduksi sawit sebesar 19,14 juta ton, sedangkan Indonesia mencapai hingga 48,3 juta ton.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi sawit di Indonesia semakin bertumbuh selama dekade terakhir. Ini terlihat dari tahun ke tahun kelapa sawit selalu mengalami peningkatan produksi. Perkembangan hasil produksi sawit terus bertambah dari 47,1 juta ton pada tahun 2019 menjadi 48,2 juta ton di tahun 2020, dan estimasi produksi pada tahun 2021 ialah sebesar 49,7 juta ton. Dengan laju pertumbuhan produksi rata-rata selama 5 tahun terakhir mencapai angka 11,3% setiap tahunnya, menjadikan kelapa sawit sebagai potensi besar untuk menjadi komoditas andalan di Indonesia.
Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS)
Total Ekspor yang Tinggi
Produksi yang baik tentu harus dibarengi dengan total ekspor yang baik pula, agar dapat berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini ternyata selaras dengan tren nilai ekspor kelapa sawit Indonesia selama 5 tahun terakhir yang juga cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2020, Indonesia menjadi negara pengeskpor minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Indonesia mengekspor minyak kelapa sawit hingga mencapai 37,3 juta ton. Dengan ditopangnya kenaikan harga, nilai ekspor minyak kelapa sawit pada tahun 2020 mencapai US$ 18,44 miliar dan tumbuh 18,43% dari tahun sebelumnya. Di tahun yang sama, komoditas ini juga menyumbang hingga 3,5% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS)
Luas Lahan yang Besar
Tingginya produksi dan total ekspor kelapa sawit tidak terlepas dari potensi lahan sawit yang sangat besar di Indonesia. Selaras dengan produksinya, pertumbuhan lahan perkebunan kelapa sawit dari waktu ke waktu juga terus mengalami peningkatan, baik perkebunan besar yang dikelola negara/swasta maupun perkebunan kecil yang dikelola oleh rakyat. Pada tahun 2020, BPS mencatat luas lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 14,9 juta hektar, naik hingga 32,6% atau sekitar 3,6 juta hektar terhadap tahun 2016. Badan Usaha Milik Negara hanya berkontribusi sedikit dalam sektor industri ini, karena hanya memiliki luas perkebunan yang relatif kecil. Perusahaan swasta dan perkebunan rakyat yang sama-sama mendominasi karena memiliki luas perkebunan yang sama-sama besar. Kontribusi luas lahan perkebunan rakyat kelapa sawit pada tahun 2020 mencapai 42,3% dari total luas perkebunan kelapa sawit. Ini memperlihatkan bahwa industri kelapa sawit juga turut berkontribusi dalam pembangunan daerah serta pengentasan kemiskinan lewat penciptaan banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Pesatnya pertumbuhan industri kelapa sawit di negeri ini juga terlihat dari luas lahan yang meningkat di beberapa provinsi. Sampai pada tahun 2020, Riau merupakan provinsi yang memiliki luas lahan sawit terbesar di Indonesia yakni sebesar 2,85 juta hektar, disusul Kalimantan Barat sebesar 2,04 juta hektar, dan Kalimantan Tengah sebesar 2,02 juta hektar.
Kebutuhan Minyak Meningkat
Jumlah populasi yang semakin meningkat memberikan pengaruh kepada peningkatan kebutuhan manusia, tak terkecuali kebutuhan akan minyak. Estimasi kebutuhan minyak nabati untuk tahun 2050 mengakibatkan produksi minyak nabati harus naik 2 kali lipat agar kebutuhan minyak populasi dunia terpenuhi. Namun di sisi lain, kemampuan produksi minyak nabati selain sawit seperti minyak bunga matahari dan minyak kedelai sulit mengimbangi peningkatan kebutuhan minyak dunia. Untuk itulah potensi minyak kelapa sawit dengan produksi yang kian besarnya dapat dimanfaatkan sebagai alternatif lain kebutuhan minyak dunia.
[ad_2]
Sumber Berita