Makna Baju Adat Tanimbar yang Dikenakan Jokowi di Sidang MPR – HEALTHNEWS MAGAZINE

[ad_1]

Sepanjang menjabat sebagai orang nomor 1 di Indonesia, Presiden Joko Widodo sarat akan kejutan. Termasuk busana yang beliau kenakan saat menghadiri acara kenegaraan. Seperti hari ini, presiden Jokowi mengenakan baju adat Tanimbar di acara Sidang Tahunan MPR.

Kaya akan budaya, baju adat Tanah Air sarat akan makna. Baju adat khas Maluku satu ini juga mengandung filosofi yang kaya. Berikut ulasan lengkapnya!

Mengenal Baju Adat Tanimbar Kaya Makna

Sebagai informasi, presiden kita terbilang hobi mengenakan baju adat Nusantara. Di acara Sidang Tahunan MPR tahun ini, presiden Jokowi kedapatan memakai baju adat Tanimbar, Maluku.

Layaknya busana tradisional daerah lain, pakaian adat ini sarat akan makna. Mengutip studi “Busana Tradisional Daerah Maluku dan Masa Depannya” oleh Marthen M. Pattipeilohy yang dimuat di situs web Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Rabu, baju adat yang presiden kenakan sejatinya adalah busana untuk bangsawan.

“Untuk laki-laki, pakaian dan perhiasan yang digunakan terdiri dari kemeja dan kain (tenun). Penutup kepala (yang bernama Suar Bebeb Ulu dan So Malai) dihiasi dengan bulu-bulu burung cendrawasih, melambangkan kebesaran seorang raja,” catat peneliti.

Untuk melengkapi busana, ada penutup kepala yang menjadi lambang tugas berat seorang pemimpin melindungi masyarakat.

“Sedangkan, penutup kepalanya adalah simbol perlindungan yang harus diberikan masyarakat pada sang pemimpin. Salempang, atau juga disebut skwai, menunjukkan tanggung jawab pemimpin pada rakyatnya. Skawi sendiri memaknai seorang ayah yang menggendong putranya atau pemimpin yang siap melayani masyarakatnya.” sambung penelitian itu.

Kain tenun Tanimbar juga menjadi fitur pelengkap dalam busana adat yang dikenakan presiden Jokowi. Tenun ikat Tanimbar berasal dari Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat.

Artikel Terkait: Makna Filosofis Baju Adat Pulau Rote yang Digunakan Erick Thohir Saat HUT RI ke-77

Unsur Warna Mengandung Arti

Baju Adat Tanimbar Kaya Makna

Kain itu dibuat dengan prinsip sederhana, yaitu menggabungkan benang secara memanjang dan melintang, catat laman Dinas Pariwisata Provinsi Maluku.

“Kain Tenun Ikat Tanimbar pada umumnya memiliki motif dan warna yang beragam. Sebagian besar kain tenun didominasi garis-garis dan diselingi corak tertentu yang diadaptasi dari alam sekitarnya, seperti motif binatang, motif tumbuhan, dan motif manusia,” sambungnya.

Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan menyebutkan filosofi lain dari pakaian adat itu.

“Yakni berkaitan dengan identitas budaya, spiritualitas, dan nilai-nilai masyarakat Tanimbar. Motif-motif pada juga seringkali memiliki makna simbolis yang menggambarkan keseimbangan alam, hubungan antar manusia dan alam, serta nilai-nilai sosial dan spiritual,” ujar Abetnego dalam siaran pers KSP.

“Ini bukan sekedar pilihan pakaian, tapi juga pesan simbolis tentang persatuan, semangat kebangsaan, dan pentingnya melestarikan warisan budaya Indonesia,” tegasnya.

Dari sisi warna, unsur merah pada salah satu kain yang Presiden kenakan melambangkan keberanian, hitam menggambarkan kewibawaan sebagai pemimpin yang tegas, sementara warna emas pada kalung menjadi simbol keagungan dan kemegahan sebagai seorang pemimpin.

Artikel Terkait: Dikenakan Presiden Jokowi, Ini Makna dan Filosofi Baju Adat Dolomani

Kedekatan Presiden Jokowi dengan Maluku

Baju Adat Tanimbar Kaya Makna

Faktanya, Presiden Jokowi memang sudah tak asing dengan kebudayaan Maluku. Abetnego melanjutkan, pemilihan baju adat Tanimbar tidak terlepas dari kunjungan Presiden Jokowi pada September 2022.

Kala itu, Presiden mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Apalagi, Presiden Jokowi merupakan Presiden kedua yang berkunjung ke Tanimbar.

“Masyarakat sangat antusias menyambut Presiden Jokowi, mengingat kunjungan terakhir Presiden ke Tanimbar adalah Presiden Soekarno pada 1958,” jelas Abetnego.

Lebih lanjut, penggunaan baju adat pria Tanimbar oleh Presiden adalah wujud semangat untuk mengangkat kebudayaan dan pakaian suku Tanimbar Maluku ke panggung tertinggi kenegaraan di Indonesia.

“Ini wujud dari semangat Presiden Jokowi untuk mengangkat pakaian adat dari daerah yang tidak diketahui oleh masyarakat Indonesia,” tutur Abetnego.

Dalam budaya Tanimbar, ikat kepala yang dikenakan presiden Jokowi disebut tutuban ulu. Melansir jurnal Moda edisi Januari 2021, tutuban ulu dilengkapi hiasan dari cendrawasih yang dikeringkan atau disebut somalea. Beliau juga mengenakan aksesori kalung berwarna emas atau wangpar.

Fakta unik lain, tutuban ulu ini konon di masa lalu melambangkan keberanian dan keperkasaan seorang pemimpin, prajurit, atau tetua adat.

Presiden Jokowi Menyandang Gelar Kehormatan

Makna Baju Adat Tanimbar yang Dikenakan Presiden Jokowi di Sidang MPR

Mengutip laman Sekretariat Kabinet RI, pada 2017 presiden Jokowi mendapat gelar Upu Kalatia Kenalean Dantul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku. Gelar ini berarti Bapak Pemimpin Besar yang Peduli terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat Adat Maluku dari Majelis Latupati Maluku.

Pemberian gelar didahului pasawari adat yakni pemasangan jubah kebesaran, kain ikat pinggang, mahkota, dan pemberian tongkat komando adat.

Terbaru, presiden Jokowi mendapat gelar kehormatan Kesultanan Buton La Ode Muhammad Lakina Bhawaangi yi Nusantara pada September 2022.

“Gelar tersebut bermakna seorang laki-laki yang memiliki sikap dan perilaku yang mulia, rendah hati, sopan santun, arif dan bijaksana, jujur dan adil, bertanggungjawab, memberi teladan dan panutan, serta memiliki komitmen yang tinggi dalam menyejahterakan dan memakmurkan seluruh rakyat di Nusantara (Indonesia),” kata La Ode Muhamad Arsal, perwakilan Kesultanan Buton, seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet RI.

Dalam kesempatan ini, presiden Jokowi mengenakan baju adat Kesultanan Buton yang dominan warna hitam plus detail berwarna emas. Pemberian gelar juga disertai prosesi penyematan peci dan pemberian tongkat.

Itu dia ulasan makna baju adat Tanimbar yang hari ini dikenakan pemimpin Indonesia saat rapat. Semoga jadi inspirasi kita agar selalu bangga akan kekayaan budaya Indonesia.

Baca juga: 

 

 

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

[ad_2]

Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »