Infertilitas Primer, Penyebab Anda dan Pasangan Susah Punya Anak? – HEALTHNEWS MAGAZINE

[ad_1]

Tidak semua pasangan bisa memiliki keturunan dengan cara yang mudah. Beberapa di antaranya memiliki infertilitas primer yang dapat menghambatnya untuk memiliki anak.

Keadaan ini seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi sepasang suami istri yang mendambakan kehadiran sang buah hati. Kenali berbagai gejalanya untuk mengetahui tindakan penanganan yang tepat dan akurat.

Artikel Terkait: Apa Itu Unexplained Infertility? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Apa Itu Infertilitas Primer?

Infertilitas primer mengacu pada pasangan yang belum hamil setelah setidaknya 1 tahun berhubungan seks tanpa menggunakan pengaman. Infertilitas merupakan penyakit yang menimpa sistem reproduksi pria atau wanita. 

Banyak orang yang mengalami kondisi ini. Setidaknya jutaan orang dengan usia reproduksi di seluruh dunia mengalaminya. Kondisi ini sedikit banyak memberikan pengaruh pada keluarga dan juga komunitas mereka.

Dikutip dari situs resmi WHO memperkirakan bahwa antara 48 juta pasangan dan 186 juta orang hidup dengan infertilitas secara global.

Penyebab 

Infertilitas Primer, Penyebab Anda dan Pasangan Susah Punya Anak

Secara umum, penyebab yang mendasari terjadinya infertilitas pada laki-laki maupun perempuan sangatlah beragam, mulai dari kondisi genetik, gaya hidup sampai dengan faktor lingkungan. Namun, dalam beberapa kasus terkadang penyebab infertilitas primer tidak bisa dijelaskan 

Infertilitas Primer pada Wanita

Berikut beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab infertilitas terjadi pada sistem reproduksi wanita:

  • Gangguan tuba seperti saluran tuba tersumbat, yang pada gilirannya disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS) yang tidak diobati atau komplikasi aborsi yang tidak aman, sepsis pasca persalinan atau operasi perut/panggul
  • Kelainan rahim yang dapat bersifat inflamasi (seperti endometriosis), bawaan (seperti rahim bersepta), atau jinak (seperti fibroid)
  • Gangguan ovarium, seperti sindrom ovarium polikistik dan gangguan folikel lainnya
  • Gangguan pada sistem endokrin yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon reproduksi. Sistem endokrin meliputi hipotalamus dan kelenjar pituitari. Contoh gangguan umum yang mempengaruhi sistem ini termasuk kanker hipofisis dan hipopituitarisme
  • Gangguan autoimun, seperti sindrom antifosfolipid (APS)
  • Cacat lahir yang memengaruhi saluran reproduksi
  • Gangguan pembekuan darah
  • Diabetes
  • Terlalu banyak minum alkohol
  • Berolahraga terlalu berat
  • Gangguan makan atau gizi buruk
  • Konsumsi obat-obatan seperti obat kemoterapi
  • Ketidakseimbangan hormon
  • Kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan
  • Usia yang lebih tua
  • Kista ovarium dan sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  • Merokok
  • Pembedahan untuk mencegah kehamilan (ligasi tuba) atau kegagalan pembalikan ligasi tuba (reanastomosis)
  • Memiliki penyakit tiroid

Infertilitas Primer pada Pria

Pada sistem reproduksi pria, infertilitas dapat disebabkan oleh:

  • Obstruksi saluran reproduksi yang menyebabkan disfungsi dalam ejeksi air mani. Penyumbatan ini dapat terjadi pada saluran yang membawa air mani (seperti saluran ejakulasi dan vesikula seminalis). Penyumbatan biasanya disebabkan oleh cedera atau infeksi pada saluran genital.
  • Gangguan hormonal yang menyebabkan kelainan pada hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis, hipotalamus dan testis. Hormon seperti testosteron mengatur produksi sperma. Contoh gangguan yang mengakibatkan ketidakseimbangan hormon termasuk kanker hipofisis atau testis.
  • Kegagalan testis untuk menghasilkan sperma, misalnya karena varikokel atau perawatan medis yang merusak sel penghasil sperma (seperti kemoterapi).
  • Fungsi dan kualitas sperma yang tidak normal. Kondisi atau situasi yang menyebabkan abnormalitas bentuk (morfologi) dan pergerakan (motilitas) sperma berpengaruh negatif terhadap kesuburan. Misalnya, penggunaan steroid anabolik dapat menyebabkan parameter semen abnormal seperti jumlah dan bentuk sperma.
  • Cacat lahir
  • Perawatan kanker, termasuk kemoterapi dan radiasi
  • Paparan panas tinggi untuk waktu yang lama
  • Penggunaan alkohol, ganja, atau kokain secara berlebihan
  • Ketidakseimbangan hormon
  • Impoten
  • Infeksi
  • Konsumsi obat-obatan seperti cimetidine, spironolactone, dan nitrofurantoin
  • Kegemukan
  • Usia yang lebih tua
  • Ejakulasi mundur
  • Jaringan parut akibat infeksi menular seksual (IMS), cedera, atau operasi
  • Merokok
  • Paparan racun dari lingkungan
  • Vasektomi atau kegagalan pembalikan vasektomi
  • Riwayat infeksi testis akibat gondongan

Pasangan sehat di bawah usia 30 tahun yang berhubungan seks secara teratur akan memiliki peluang sekitar 20% untuk hamil setiap bulannya.

Dari segi usia, seorang wanita berada pada tingkat kesuburan terbaiknya di awal usia 20-an. Peluang seorang wanita untuk hamil mulai berkurang sekitar usia 35 (dan terutama setelah usia 40). Usia saat kesuburan mulai menurun bervariasi pada setiap wanita. Masalah infertilitas dan tingkat keguguran meningkat secara signifikan setelah usia 35 tahun.

Sebagai solusi, saat ini ada pilihan untuk mengambil dan menyimpan telur sejak dini untuk wanita berusia 20-an. Ini akan membantu memastikan kehamilan yang sukses jika baru ingin memiliki anak setelah usia 35 tahun. 

Meski demikian, pilihan ini menuntut konsekuensi biaya yang tidak sedikit. Namun, jika Anda benar-benar memerlukannya, maka pilihan ini bisa jadi pertimbangan. 

Artikel Terkait: Susah Hamil Anak Kedua? Kenali 5 Penyebab Infertilitas Sekunder Berikut!

Gejala 

Gejala yang sudah pasti terlihat dari infertilitas primer adalah kesulitan untuk memiliki anak secara umum, dan untuk hamil bagi perempuan. Berikut beberapa gejala lainnya dari infertilitas pada wanita:

  • Periode menstruasi tidak teratur atau tidak pernah haid sama sekali
  • Periode menstruasi berkepanjangan lebih dari 35 hari 
  • Menstruasi terjadi dalam atau kurang dari 20 hari
  • Aliran menstruasi yang deras dengan kram menstruasi yang berlebihan
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Variasi hormonal dengan dorongan seks yang lebih sedikit

Berbeda dengan wanita, gejala infertilitas pada pria terkait dengan rendahnya jumlah sperma dan juga kualitas sperma yang buruk. Selain itu, terdapat beberapa gejala infertilitas pada pria antara lain: 

  • Masalah yang berkaitan dengan ejakulasi
  • Disfungsi ereksi
  • Testis kecil dan kencang
  • Pembengkakan atau pembentukan benjolan dengan rasa sakit di daerah testis
  • Fluktuasi hormonal dengan berkurangnya dorongan seks

Artikel Terkait: Bukan Cuma Milik Perempuan, Ketahui 4 Penyebab Infertilitas Pria

Perbedaan Infertilitas Primer dan Sekunder

Infertilitas primer adalah ketika seseorang tidak dapat hamil sama sekali, atau belum hamil setelah setidaknya 1 tahun berhubungan seks tanpa menggunakan pengaman. 

Sedangkan, Infertilitas sekunder adalah ketika seseorang sebelumnya telah hamil tetapi tidak lagi mampu. Setidaknya, perempuan tersebut pernah satu kehamilan berhasil. 

Diagnosis dan Tes

Jika Anda dan pasangan belum juga berhasil untuk memiliki anak, mungkin Anda ingin memastikannya dengan mengambil beberapa tes. Biasanya, dokter akan menyarankan agar wanita di bawah usia 30 tahun mencoba terlebih dahulu untuk hamil dengan berhubungan seksual tanpa pengaman selama 1 tahun sebelum melakukan tes.

Rekomendasinya bisa jadi berbeda jika Anda berusia lebih tua dari itu. Wanita di atas 35 tahun sebaiknya mencoba untuk hamil selama kurun waktu 6 bulan. Jika Anda belum juga berhasil, coba berkonsultasi dengan dokter.

Untuk menguji infertilitas seseorang yang terpenting adalah untuk melihat riwayat medis dan memeriksa fisik secara keseluruhan dari kedua pasangan. Tes darah merupakan tes yang paling sering diperlukan. Pada wanita, tes lainnya mungkin termasuk:

  • Tes darah untuk memeriksa kadar hormon, termasuk progesteron dan hormon perangsang folikel (FSH)
  • Deteksi ovulasi urin di rumah
  • Pengukuran suhu tubuh setiap pagi untuk melihat apakah ovarium sedang melepaskan sel telur (ovulasi)
  • Tes tantangan clomid dan FSH
  • Tes hormon antimullerian (AMH)
  • Histerosalpingografi (HSG) untuk mencari penyumbatan di saluran tuba
  • USG panggul untuk memeriksa kualitas telur
  • Laparoskopi
  • Tes fungsi tiroid

Sedangkan tes pada pria mungkin termasuk:

  • Tes sperma
  • Pemeriksaan testis dan penis
  • Ultrasonografi alat kelamin pria (kadang-kadang dilakukan)
  • Tes darah untuk memeriksa kadar hormon
  • Biopsi testis (jarang dilakukan)

Penanganan Infertilitas Primer

Infertilitas Primer, Penyebab Anda dan Pasangan Susah Punya Anak

Diagnosis infertilitas primer bukanlah sesuatu yang tidak bisa diubah. Ada berbagai metode untuk menangani kondisi ini tergantung pada penyebabnya. Penanganan tersebut termasuk: 

  • Edukasi dan konseling tentang kondisi tersebut
  • Perawatan kesuburan seperti minum obat untuk menginduksi ovulasi, inseminasi intrauterin (IUI), dan fertilisasi in vitro (IVF)
  • Obat-obatan untuk mengobati infeksi dan gangguan pembekuan darah
  • Obat-obatan yang membantu pertumbuhan dan pelepasan sel telur dari ovarium
  • Wanita dan laki-laki yang kekurangan atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan peluang untuk hamil dengan mendapatkan berat badan yang lebih sehat dan ideal

Selain itu, untuk menangani infertilitas ini pasangan sebaiknya meningkatkan peluang hamil setiap bulannya dengan melakukan hubungan seks setidaknya setiap 2 hari sebelum dan selama masa ovulasi. Ini terjadi sekitar 2 minggu sebelum siklus menstruasi berikutnya dimulai. 

Oleh karena itu, jika periode haid Anda adalah setiap 28 hari, maka Anda dan pasangan sebaiknya berhubungan badan setidaknya setiap 2 hari sekali antara hari ke-10 dan ke-18 setelah menstruasi dimulai. Berhubungan seks sebelum ovulasi terjadi sangat membantu.

Sperma dapat hidup di dalam tubuh wanita setidaknya selama 2 hari. Namun, sel telur wanita hanya dapat dibuahi oleh sperma dalam waktu 12 hingga 24 jam setelah dilepaskan.

Pencegahan Infertilitas Primer

Bagi Anda yang sudah menantikan kehadiran sang buah hati tentunya berharap agar kondisi ini tidak menimpa Anda maupun pasangan. Berikut beberapa cara yang bisa Anda dan pasangan lakukan untuk mencegah terjadinya infertilitas primer:

  • Mencegah infeksi menular seksual, seperti gonorea dan klamidia dapat mengurangi risiko infertilitas. Caranya adalah dengan melakukan hubungan seksual yang aman dan sehat.
  • Mempertahankan pola makan, berat badan, dan gaya hidup yang sehat dapat meningkatkan peluang Anda untuk hamil dan memiliki kehamilan yang sehat.
  • Menghindari penggunaan pelumas saat berhubungan seks dapat membantu meningkatkan fungsi sperma.

Infertilitas primer bisa jadi penyebab dari kesulitan pasangan untuk memiliki buah hati. Jika Anda mengalaminya, segera konsultasikan dengan dokter untuk mencari solusi terbaik. Semoga bermanfaat.

***

Baca Juga:

Ketahui 3 Terapi Infertilitas untuk Parents yang Mendambakan Buah Hati

Ketahui Penyebab Infertilitas yang Bisa Dialami Baik Suami Maupun Istri

Waspada, 9 Kelainan Sperma Ini Bisa Bikin Susah Punya Momongan

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

[ad_2]

Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »