[ad_1]
Beberapa Parents mungkin mengira bahwa bayi baru lahir yang sering bersin merupakan tanda bahwa ia akan terserang penyakit tertentu seperti flu. Namun, sebenarnya, kondisi tersebut terbilang normal sehingga Parents tidak perlu khawatir berlebih.
Meski demikian, Parents tetap perlu memahami beberapa penyebab umum bersin-bersin pada bayi. Pasalnya, bersin yang disertai dengan gejala lain seperti demam atau flu bisa saja menjadi tanda dari penyakit tertentu.
Untuk selengkapnya, simak beberapa penyebab bayi baru lahir sering bersin dan cara mengatasinya berikut ini, yuk!
Artikel terkait: 8 Cara yang bisa Bunda lakukan untuk membersihkan hidung bayi tersumbat
Penyebab Bayi Baru Lahir Sering Bersin
Sama halnya dengan menguap, cegukan, dan sendawa, bersin pada bayi baru lahir merupakan kondisi normal yang dialami bayi. Bersin juga menandakan bahwa sistem saraf mereka bekerja dengan benar, karena bersin sebenarnya refleks yang dikendalikan oleh sistem saraf.
Tidak seperti banyak refleks lain seperti refleks kaget atau refleks Moro, refleks bersin adalah refleks yang bertahan sampai bayi tumbuh dan dewasa karena setiap orang perlu bersin sesekali.
Bayi baru lahir memiliki saluran hidung yang lebih kecil daripada orang dewasa, sehingga mereka harus membersihkan hidung lebih sering daripada orang dewasa. Bayi bersin untuk menyingkirkan apa pun mulai dari ASI hingga lendir, asap, dan bahkan debu di udara.
Bayi yang baru lahir juga bernapas melalui mulut mereka sebagai bagian dari perkembangan mereka. Ini terkadang dapat menyebabkan bersin karena mereka masih menyesuaikan diri dengan bernapas melalui hidung.
Beberapa hal umum yang menjadi penyebab si kecil sering bersin di antaranya adalah:
1. Gerakan Refleks untuk Melindungi Diri dari Kuman
Umumnya, saluran hidung bayi baru lahir terbilang kecil sehingga hal tersebut menyebabkan kondisi yang mudah tersumbat. Nah, untuk mengatasi hal tersebut, bersin merupakan gerakan refleks yang terjadi pada bayi baru lahir untuk menyingkirkan benda asing yang masuk ke hidung bayi. Seperti ASI yang masuk ataupun debu hingga lendir.
Tidak hanya untuk menghilangkan sumbatan hidung, bersin juga merupakan gerakan refleks pada tubuh bayi untuk menangkal kuman yang masuk melalui hidungnya.
2. Membuka Lubang Hidung Setelah Menyusui
Saat menyusu langsung dari payudara, lubang hidung bayi cenderung tertutup sementara karena tertekan oleh tubuh Bunda. Oleh karena itu, bersin merupakan cara alami bayi untuk membuka kembali lubang hidungnya setelah ia selesai menyusu.
Jadi secara umum, bersin pada bayi baru lahir lebih banyak terjadi karena refleks alami. Hal itu dilakukan oleh tubuh bayi untuk mengoptimalkan pernapasan setelah ia dilahirkan.
3. Proses Membiasakan Diri untuk Bernapas Melalui Hidung
Bayi yang baru lahir cenderung membutuhkan waktu beradaptasi untuk bernapas melalui hidung. Pasalnya, ia biasanya sering bernapas melalui mulut. Untuk membiasakan diri, tubuh bayi pun menjadi sering bersin secara refleks. Tidak hanya itu, proses alamiah ini juga merupakan salah satu cara agar saluran pernapasannya sering terbuka.
4. Adanya Iritan di Udara
Iritasi seperti asap rokok, cologne atau parfum yang kuat, partikel debu, dan lainnya, yang ada di udara juga dapat membuat bayi bersin. Bayi juga bisa gumoh setelah menyusui, itu bisa masuk ke lubang hidungnya dan menyebabkan iritasi dan bersin.
Karena si kecil tidak bisa mendengus untuk menghilangkan kotoran, dia mungkin harus bersin. Untuk mencegah hal ini, sebaiknya perhatikan sirkulasi udara di rumah.
5. Karena Demam atau Sakit
Bersin pada bayi juga bisa menjadi tanda pilek. Gejala pilek yang paling umum termasuk infeksi saluran pernapasan atas, bersin, batuk, dan keluarnya cairan dari hidung. Karena sistem kekebalan tubuh yang belum matang, bayi mungkin terkena flu dari anggota keluarga lainnya, jika mereka pilek.
Jadi sebagai orang tua, Parents harus memastikan bahwa siapapun yang menggendong bayi sebaiknya mencuci tangan dengan benar dan menggunakan sanitizer sebelum menggendong bayi. Sebagai alternatif, Parents juga dapat menggunakan anti histamin sesuai resep dokter. Juga, setelah terinfeksi pilek, perawatan segera diperlukan untuk mencegah infeksi parah.
6. Udara yang Kering
Karena si kecil memiliki saluran hidung yang kecil, lendir di hidungnya mungkin mudah kering. Parents bisa melihatnya ketika ia berada di ruangan ber-AC dalam waktu yang lama. Akibatnya, dia mungkin lebih sering bersin. Untuk menghindarinya, Parents bisa menggunakan air purifier untuk membantu mengurangi kekeringan pada hidung.
7. Karena Alergi
Alergi juga bisa menjadi salah satu penyebab bayi sering bersin. Juga dikenal sebagai rhinitis alergi. Partikel debu di atmosfer menyebabkan reaksi alergi yang menyebabkan demam. Bisa juga karena debu, gigitan serangga, atau bulu hewan. Hal ini dapat dihindari dengan melindungi bayi dari partikel asing dan alergi. Bila demikian, pastikan Parents menghindari pemicu alerginya, ya.
Artikel terkait: 7 Tips merawat bayi baru lahir saat musim hujan, Bunda wajib tahu!
Tanda Bersin Akibat Penyakit
Meski bersin pada bayi baru lahir terbilang normal, tetapi ada beberapa kondisi bersin yang bisa juga menandakan penyakit tertentu. Biasanya, bersin juga bisa menjadi gejala bahwa ia tengah mengalami infeksi saluran pernapasan.
Beberapa gejala bayi sering bersin yang menjadi tanda penyakit tertentu, di antaranya sebagai berikut:
- Bayi menjadi sering batuk
- Ia terlihat sulit bernapas
- Enggan atau bahkan menolak menyusu
- Terlihat sangat lelah dan lemas
- Demam tinggi, di atas 38 derajat celsius
Tidak hanya itu, dalam beberapa kasus juga, bayi yang bersin dalam frekuensi yang sangat sering bisa menjadi tanda dari kondisi Neonatal Abstinence Syndrome (NAS).
Itu merupakan keadaan umum di mana seorang ibu telah melakukan penyalahgunaan zat tertentu dan mengalami kecanduan selama hamil. Beberapa zat yang dimaksud adalah alkohol, heroin, dan jenis obat-obatan berbahaya lainnya.
Tidak hanya bersin, sindrom NAS juga bisa saja ditandai dengan gejala lain, yakni:
- Hidung bayi tersumbat
- Tremor
- Bayi tidak mengisap puting secara terus menerus saat menyusu
- Adanya perlekatan saat menyusui yang tidak normal
Untuk mengetahui tanda-tanda NAS, biasanya dokter akan melihat intensitas bersin pada bayi. Saat bayi bersin sebanyak tiga hingga empat kali berturut-turut dalam rentang waktu 30 menit, bisa saja bayi terindikasi sindrom tersebut.
Artikel terkait: Waspadai 4 Penyebab BAB bayi bisa berdarah, apa yang sebaiknya dilakukan?
Cara Mengatasi dan Mencegah Agar Bayi Tidak Sering Bersin
Hidung tersumbat cukup sering dialami bayi sehingga ia akan memiliki refleks bersin yang sering. Berita baiknya, ada banyak solusi sederhana untuk membersihkan hidung bayi jika hidungnya terlalu tersumbat.
Selain menghindari iritasi umum seperti debu, parfum, semprotan rambut, dan asap rokok, sebagian besar dokter menyarankan agar Parents membuat bayi nyaman dan penyebab bersin bisa dihindari.
Mulailah dengan opsi yang paling mudah, yaitu menggunakan pelembab udara untuk melembapkan udara, terutama saat bayi sedang tidur. Hal lain yang bisa Parents lakukan adalah:
1. Menyusui Lebih Sering
Penting bagi bayi yang baru lahir untuk mendapatkan cukup kalori dan terhidrasi. Salah satu cara untuk mengetahui kecukupan ASI si kecil adalah dengan memeriksa seberapa sering si kecil ganti dalam sehari dan bagaimana warna urinnya. Bayi yang terhidrasi dengan baik akan membasahi setidaknya satu popok setiap enam hingga tujuh jam. Urine harus berwarna kuning pucat, bukan kuning tua atau coklat.
2. Memastikan Udara di dalam Ruangan Bersih dan Lembap
Menggunakan pelembab udara di kamar bayi saat mereka tidur bisa membantu membersihkan udara dan membuat pernapasan si kecil lebih bersih. Selain itu, pelembab udara atau air purifier juga berfungsi untuk menjaga kelembaban kulit si kecil.
3. Tetes Saline Hidung
Dengan menggunakan pipet, masukkan satu atau dua tetes saline isotonik ke dalam hidung bayi untuk membantu melonggarkan lendir bila hidungnya tersumbat.
4. Hindari Menggunakan Uap dan Obat-Obatan
Sebagian besar obat flu tidak aman untuk bayi, dan menggunakan uap telah terbukti berbahaya bagi bayi di bawah dua tahun. Bila memang harus menggunakannya, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter dan tetap ikuti anjurannya dengan benar.
5. Perawatan Medis
Jika bersin-bersin disertai hidung tersumbat tidak kunjung membaik, atau bahkan menjadi lebih parah, mereka mungkin membutuhkan antibiotik, atau oksigen atau jenis perawatan medis lainnya. Dalam kasus seperti itu, penyedia layanan kesehatan dapat melakukan rontgen dada untuk mendiagnosis kondisi dan memberikan perawatan yang tepat.
Kapan Perlu Dibawa ke Dokter?
Saat Parents melihat gejala lain yang menyertai si kecil ketika ia sering bersin, maka jangan ragu untuk segera memeriksakan kondisi tersebut dengan dokter anak.
Apalagi, jika bersin yang dialami bayi disertai dengan demam tinggi, hidung meler, dan rewel. Membawa si kecil ke dokter akan membantu mencegah anak dari paparan penyakit tertentu sejak dini.
Juga, jika bayi Anda menderita gejala berikut maka ia akan memerlukan perhatian medis segera:
- Jika dia bernapas sangat cepat atau terengah-engah, itu berarti dia kesulitan bernapas.
- Gerakan dada yang kuat dan mengejan saat bernafas juga merupakan tanda penyakit dan kesulitan bernapas.
- Jika bayi tampaknya menyusui lebih sedikit dari biasanya dan juga merasa kurang bersemangat.
- Jika bayi tidur lebih dari 8-10 jam sehari dan memiliki tingkat energi yang rendah, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter.
- Sering cegukan, dan terdengar suara mendengkur saat tidur.
Jangan lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal bayi. Pasalnya, lingkungan rumah yang tidak bersih seperti banyaknya debu, juga bisa menjadi penyebab bayi sering bersin.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Parents!
***
Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah
Baca juga:
id.theasianparent.com/penyebab-bayi-kembung
[ad_2]
Source link