Klaster Baterai EV Baru di Morowali, Tanda Indonesia Siap Jadi Produsen Mobil Listrik Dunia? – Peristiwa

[ad_1]

Menuju persiapan Indonesia menjadi produsen mobil listrik dunia, PT IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park) di Morowali, Sulawesi Tengah turut mengambil peran dalam mewujudkan hal tersebut. Selain dua klaster yang ada terkait produksi besi tahan karat dan baja karbon, IMIP diketahui tengah membangun klaster baru khusus untuk produksi baterai untuk kendaraan listrik (EV).

Sekedar informasi, PT IMIP punya cluster besi tahan karat yang memproduksi bijih nikel ke Nickel Pig Iron (NPI) hingga besi tahan karat. Gugus besi tahan karat yang berbasis nikel ini adalah yang terbesar sedunia berada di satu tempat.

Memiliki 44 lines tungku smeleter NPI, kapasitas produksi dari klaster ini yaitu besi tahan karat sebanyak 3 juta metrik ton MT, kumparan canai panas 3 juta ton per tahun dan gulungan gulungan dingin 0.5 juta ton per tahun.

Selanjutnya ada klaster baja karbon yang memproduksi baja karbon menjadi baja. Klaster ini ternyata dibangun atas permintaan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dan Menko Perekonomian Airlangga Hartanto.

Disebut oleh CEO PT IMIP, Alexander Barus, beruntung ada investor yang mau membangun pabrik pengolahan baja karbon di Morowali sehingga Indonesia bisa memenuhi kebutuhan baja dalam negeri dan juga penambah devisa negara.

Di klaster ini, kapasitas produksi diketahui sebanyak 3.5 juta ton per tahun dan menyerap 5.000 tenaga kerja.

Sedangkan klaster terakhir di PT IMIP  yang sedang dalam tahap pembangunan adalah bagian yang paling berperan dalam kesiapan Indonesia menjadi produsen mobil listrik yaitu klaster baterai EV. Klaster ini akan memproduksi katoda baterai yang nantinya digunakan untuk kendaraan listrik. Kapasitas produksi diperkirakan memiliki total 240.00 ton per tahun.

Di klaster ini terdiri 4 perusahan yaitu, PT Teluk Metal Industry, PT Fajar Metal Industry, PT QMB New Energy Material dan PT Huayue Nickel Cobalt. Investasi untuk pembangunan klaster yang digadang mendukung energi bersih dan terbarukan ini mencapai US$3 miliar dan nantinya bisa memperkerjakan 5.000 tenaga kerja.



[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »