[ad_1]
Siapa yang tidak mengenal bakau? Si pelindung dunia yang tidak hanya berguna bagi daratan namun juga sebagai pemasok oksigen untuk manusia ini harus dilindungi. Di Indonesia sendiri, tercatat ada 3.1 juta lahan mangrove, menjadikannya yang terbesar di dunia. Dari persebaran lahan tersebut, tidak sedikit yang perlu direhabilitasi.
Maka dari itu, pemerintah kemudian menggalakkan program rehabilitas 250.000 lahan mangrove. Diharapkan semua lapisan masyarakat dapat mendukung program ini termasuk pelaku industri.
Salah satu pelaku industri yang turut mendukung penyelamatan pelindung dunia adalah PT IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park) di Morowali. Sebelum rencana pembukaan 30 hektar lahan untuk rehabilitasi mangrove, PT IMIP sudah turut berpartisipasi aktif dengan menanam 1.300 mangrove di tahun 2020, dilanjutkan dengan penanaman 3.185 mangrove di periode Januari- April 2021, lalu 100 bibit mangrove di Desa Fatufia pada Agustus 2021 silam.
IMIP juga bahkan menggelar pameran edukasi tentang manfaat mangrove, yang menurut Bupati Morowali, mendapatkan respon positif dari masyarakat serta antusias untuk mempelajari pemanfaatan mangrove dan juga produk-produk turunan dari mangrove.
Konsisten dengan niatnya untuk memperbaiki lingkungan di Morowali, kali ini IMIP kembali menanam 16.667 bibit mangrove di Desa Tudua, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, pada Minggu (12/9).
Saat penanaman mangrove di Desa Tudua, IMIP teah menggandeng Pusat Kajian Pengembangan Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Tadulako serta turut melibatkan Pemerintah Kabupaten Morowali, Pemerintah Desa Tudua dan organisasi masyarakat Morowali yang bergerak pada bidang lingkungan.
Bupati Morowali, Taslim, kembali mengapresiasi inisiatif PT IMIP yang terus membantu membenahi keberlangsungan lingkungan hidup di Morowali. Aksi seperti ini menurutnya dapat membangun kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekaligus mengajarkan bahwa dengan memanfaatkan mangrove juga bisa memberikan keuntungan tidak hanya untuk keamanan lingkungan pesisir namun juga ekonomi masyarakat.
Selanjutnya, Taslim juga berharap penanaman mangrove oleh PT IMIP tidak hanya dilakukan di pesisir daratan melainkan di kepulauan seperti Kecamatan Bungku Selatan dan Menui Kepulauan.
Semua aksi rehabilitasi mangrove oleh PT IMIP ini diungkap oleh Askurullah selaku Hubungan Hukum dan Pemerintah PT IMIP dilakukan demi pembenahan lingkungan khususnya di masa depan nanti. Menurutnya, di usia PT IMIP yang telah memasuki fase remaja ini, sudah seharusnya mereka beraksi membenahi diri terutama di lingkungan sekitar.
[ad_2]
Sumber Berita