Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Komplikasi – HEALTHNEWS MAGAZINE

[ad_1]

Beberapa perempuan sering mengalami nyeri yang tak tertahankan saat haid. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya endometriosis. Endometriosis adalah penyakit yang bisa menganggu kehidupan sehari-hari. Karena itu, kenali gejala dan penanganannya berikut ini. 

Artikel Terkait : Kista Ovarium; Penyebab, Gejala dan Penanganannya

Apa Itu Endometriosis?

Endometriosis adalah kelainan pada jaringan endometrium yang melapisi bagian dalam rahim. Kondisi ini terjadi ketika jaringan yang seharusnya tumbuh di dalam rahim tetapi justru tumbuh di bagian luar dinding rahim.

Meski tumbuh di luar rahim, jaringan endometrium masih melakukan siklus normal seperti halnya ketika tumbuh di dalam rahim. Jaringan akan menebal kemudian luruh menjadi darah saat periode menstruasi berjalan.

Akan tetapi karena tumbuh di luar rahim, maka jaringan ini terjebak dan darah yang luruh tidak bisa dikeluarkan dari tubuh.

Endometriosis bisa mengakibatkan terjadinya kista pada ovarium yang disebut kista endometrioma. Bila ini terjadi, jaringan di sekitarnya bisa ikut cedera dan membentuk jaringan parut sehingga menjadikan organ lengket dan saling menempel.

Selain itu, endometriosis juga dapat menyebabkan masalah kesuburan wanita dan sakit luar biasa saat haid. Penyakit ini juga bisa memengaruhi indung telur, usus, serta jaringan pada tulang panggul.

Gejala Endometriosis

Untuk mengenali penyakit ini, terdapat beberapa gejala yang bisa Anda perhatikan. Waspadalah jika Anda merasakan salah satu atau beberapa kondisi berikut: 

Nyeri Hebat Saat Haid

Bila Anda memiliki penyakit ini, Anda akan mengalami nyeri hebat saat haid. Dan sakitnya tidak akan berkurang meski telah minum obat. Rasa sakitnya bisa menyebar hingga ke punggung dan menyebabkan kram parah di perut hingga Anda sama sekali tak bisa bergerak. Biasanya, nyeri hebat akan muncul sebelum haid hingga beberapa hari setelah haid.

Sakit Saat Buang Air

Penyakit yang menyerang rahim ini terkadang juga bisa memengaruhi sistem sekresi di usus. Akibatnya, terjadi pembengkakan di area usus dan kandung kemih. Hal ini membuat Anda merasakan sakit saat buang air kecil maupun buang air besar. Endometriosis juga bisa menyebabkan sembelit dan diare disertai darah di feses.

Sakit saat Berhubungan Intim

Salah satu gejala pengidap endometriosis adalah merasakan sakit ketika berhubungan seksual. Letak rasa sakit ini bergantung pada di mana endometriosis berada. 

Jika penyakit ini terjadi di belakang vagina dan di bagian terendah rahim yang memengaruhi saraf atau ikatan di rahim, penderitanya akan mengalami sakit luar biasa saat penetrasi. Pada kasus yang lebih parah, perempuan bisa merasakan sakit meski sudah selesai berhubungan, bahkan hingga beberapa hari setelahnya.

Perdarahan

Endometriosis bisa menyebabkan penderitanya mengalami perdarahan hebat saat haid. Seringkali, darah yang keluar mengandung gumpalan sehingga Anda terpaksa mengganti pembalut lebih sering saking banyaknya darah yang keluar. Bukan hanya itu, terkadang penderitanya juga bisa mengeluarkan darah meski sedang tidak menstruasi.

Mual dan Mudah Merasa Lelah

Gejala lainnya yang mungkin muncul saat Anda memiliki endometriosis adalah sering merasa mual dan mudah lelah. Perasaan ini biasanya muncul sebelum periode haid datang.

Subfertilitas atau Susah Hamil

Menurut sebuah penelitian, endometriosis bisa memengaruhi kesuburan seorang perempuan. Sering terjadi, seorang wanita tidak tahu bahwa dirinya menderita penyakit ini hingga ia menyadari bahwa dirinya susah hamil dan memeriksakan diri ke dokter.

Artikel Terkait: Rahim Retro, Kelainan Posisi Rahim yang Membuat Bunda Susah Punya Anak

Ciri-Ciri Endometriosis Parah

Endometriosis

Selain gejala umum di atas, ciri-ciri endometriosis yang dirasakan sejumlah penderita yakni: 

  • Sakit perut bagian bawah 
  • Kerap diare atau sembelit 
  • Sakit punggung bagian bawah 
  • Kelelahan tanpa sebab jelas 
  • Haid tidak teratur atau sangat sakit 
  • Nyeri saat buang air kecil Kencing bernanah, terutama saat menstruasi 

Dengan gejala-gejala tambahan seperti di atas, apakah membuktikan bahwa penderita pasti mengalami endometriosis parah? Untuk itu ketahui dulu tahapan-tahapan seperti di bawah ini.

Endometriosis memiliki empat tahapan, dengan banyak faktor berperan dalam menentukan stadium penyakit tersebut, termasuk lokasi, jumlahnya, ukuran, dan kedalaman implan endometrium. Berikut ini keempat tingkatannya:

Tingkat 1: Minimal. Pada tingkatan ini, ada lesi atau luka kecil dan implan endometrium dangkal pada area ovarium. Mungkin pula terjadi peradangan di dalam atau sekitar rongga panggul. 

Tingkat 2: Ringan. Endometriosis ringan juga melibatkan kemunculan lesi ringan dan implan yang dangkal pada ovarium dan lapisan panggul.

Tingkat 3: Sedang. Pada tahapan ini bisa muncul lebih banyak lesi dan implan pada ovarium (indung telur) dan lapisan panggul.

Tingkat 4: Parah. Stadium endometriosis yang paling parah akan melibatkan implan dalam lapisan panggul dan ovarium. Bukan tidak mungkin akan muncul lesi pada usus dan saluran tuba.

Namun, perlu diingat bahwa ciri-ciri yang dialami perempuan tidak selalu berbanding lurus dengan stadium endometriosis yang dialami. Sebab, ada perempuan yang merasakan gejala menyakitkan luar biasa meskipun stadium endometriosisnya masih terbilang awal. Sebaliknya, pada perempuan dengan endometriosis stadium berat justru ada yang merasakan gejala ringan.

Penyebab Endometriosis

endometriosis

Terdapat beberapa kondisi yang mengakibatkan seorang perempuan memiliki endometriosis. Berikut beberapa penyebab yang mungkin memicunya:

Menstruasi Retrogade

Dalam siklus menstruasi retrogade, darah haid yang membawa sel endometrium mengalir melalui saluran falopi menuju rongga panggul dan tidak dikeluarkan oleh tubuh. Sel inilah yang menempel di dinding panggul dan permukaan organ di sekitar panggul. Sel ini kemudian terus menebal dan tumbuh setiap kali siklus haid datang.

Pertumbuhan Sel Embrio

Sel yang melapisi rongga di dalam perut dan panggul berasal dari sel-sel embrio. Bila ada area di lapisan tersebut di mana selnya berubah menjadi jaringan endometrium, ini bisa memicu terjadinya endometriosis.

Bekas Operasi

Bekas operasi dapat menjadi penyebab Anda memiliki penyakit ini. Apabila seorang wanita pernah menjalani operasi sesar atau operasi pengangkatan rahim, sel-sel endometrium bisa menempel ke luka bekas sayatan ketika operasi.

Sel Endometrium yang Terbawa ke Bagian Tubuh 

Penyebab lainnya yang mungkin terjadi adalah pembuluh darah yang mengangkut sel endometrium ke bagian lain tubuh dan menyebabkan endometriosis.

Gangguan pada Sistem Kekebalan Tubuh

Adanya gangguan pada sistem imun membuatnya tidak bisa mengenali potensi bahaya dari tumbuhnya jaringan endometrium di luar rahim sehingga jaringan tersebut tidak dihancurkan.

Genetik

Wanita yang memiliki hubungan keluarga dengan penderita endometriosis, kemungkinan besar juga akan mengalami penyakit ini.

Metaplasia

Kondisi ini terjadi ketika jaringan di pelvis berubah menjadi endometriosis.

Penanganan Endometriosis

endometriosis

Perawatan penyakit ini harus melalui pemeriksaan lengkap dari dokter. Dengan pemeriksaan secara menyeluruh, dapat dipastikan perawatan apa yang paling sesuai untuk Anda.

Berikut ini adalah beberapa cara penanganan endometriosis.

Obat Penghilang Nyeri

Endometriosis dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat di area tertentu. Pengobatan endometriosis obat penghilang nyeri yang biasanya digunakan untuk meredakan sakit yang dialami ketika haid bisa dicoba. Namun, pada kasus yang parah obat ini menjadi tidak efektif.

Terapi Hormon

Penanganan selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan mengkonsumsi obat hormon. Ini dapat meredakan rasa nyeri dan menghambat pertumbuhan jaringan endometriosis. Terapi ini juga membantu menjaga perubahan hormon lebih teratur setiap bulan, sehingga dapat mencegah terjadinya pertumbuhan jaringan endometrium.

Kontrasepsi Hormon

Metode pengobatan yang satu ini menurunkan tingkat kesuburan perempuan dan mencegah pertumbuhan jaringan endometrium.

Menghambat Produksi Estrogen dengan GRNH

Hormon estrogen diyakini sebagai salah satu pemicu terjadinya endometriosis. Salah satu penanganan penyakit ini adalah dengan mengkonsumsi obat untuk mengurangi produksi estrogen. Obat ini juga mencegah menstruasi dan menyebabkan menopause dini.

Danazol

Obat ini biasa digunakan untuk mengatasi rasa nyeri panggul. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi obat ini untuk menghentikan menstruasi dan mengurangi gejala endometriosis.

Operasi Konservatif

Anda dapat mengatasi endometriosis dengan melakukan operasi konservatif. Operasi ini bertujuan untuk menghilangkan atau menghancurkan sel jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim tanpa merusak organ reproduksi.

Histerektomi (Pengangkatan Rahim)

Operasi adalah jalan terakhir jika kondisi penderita tak kunjung membaik dengan perawatan sebelumnya atau malah bertambah parah. Operasi ini akan mengangkat rahim secara keseluruhan beserta indung telur yang memproduksi estrogen. Efek sampingnya, histerektomi akan membuat pasien tidak bisa punya anak selamanya.

Artikel Terkait: Amankah Menggunakan Obat Pelunak Rahim untuk Bantu Proses Persalinan?

Faktor Risiko

Semua perempuan berpeluang untuk mengalami endometriosis. Namun, terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk memilikinya yakni:

  • Memiliki keluarga tingkat pertama (ibu, saudara perempuan, dan anak perempuan) yang memiliki penyakit ini.
  • Melahirkan pertama kali di atas usia 30 tahun
  • Memiliki rahim abnormal
  • Memulai haid sejak dini
  • Mengalami menopause di usia yang lebih tua
  • Siklus menstruasi yang pendek, misalnya kurang dari 27 hari
  • Periode menstruasi berat yang berlangsung lebih dari tujuh hari
  • Memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi dalam tubuh Anda atau paparan estrogen seumur hidup yang lebih besar yang dihasilkan tubuh Anda
  • Indeks massa tubuh rendah
  • Setiap kondisi medis yang mencegah keluarnya darah dari tubuh selama periode menstruasi
  • Gangguan pada saluran reproduksi

Endometriosis biasanya berkembang beberapa tahun setelah perempuan mulai menstruasi. Tanda dan gejalanya dapat membaik sementara dengan kehamilan dan mungkin hilang sepenuhnya dengan menopause, kecuali jika Anda menggunakan estrogen.

Kemungkinan Komplikasi

Endometriosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Kemungkinan Komplikasi

Terdapat beberapa kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi apabila Anda mengalami endometriosis.

Berikut beberapa di antaranya:

Infertilitas

Komplikasi utama adalah gangguan kesuburan. Sekitar sepertiga hingga setengah perempuan dengan endometriosis mengalami kesulitan untuk hamil.

Agar kehamilan terjadi, sel telur harus dilepaskan dari ovarium, berjalan melalui tuba fallopi yang berdekatan, dibuahi oleh sel sperma dan menempelkan dirinya ke dinding rahim untuk memulai perkembangan. Ini akan sulit terjadi, karena endometriosis dapat menghalangi tuba dan mencegah sel telur dan sperma bersatu. 

Selain itu kondisi tersebut juga mempengaruhi kesuburan dengan cara yang tidak langsung, seperti dengan merusak sperma atau sel telur. Meski begitu, banyak penderita endometriosis ringan hingga sedang masih bisa hamil hingga melahirkan. 

Dokter terkadang menyarankan mereka yang menderita endometriosis untuk tidak menunda memiliki anak karena kondisinya dapat memburuk seiring waktu.

Kanker

Komplikasi lainnya yang bisa terjadi adalah kanker ovarium. Tingkat kemungkinan terjadinya lebih tinggi bagi mereka yang menderita endometriosis. Tetapi, risiko kanker ovarium seumur hidup secara keseluruhan rendah untuk memulai. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa endometriosis memang meningkatkan risiko kanker, tetapi masih relatif rendah. Meskipun jarang, jenis kanker lain – adenokarsinoma terkait endometriosis – dapat berkembang di kemudian hari pada mereka yang menderita endometriosis.

Komplikasi Pasca Operasi

Seperti operasi lainnya, operasi untuk endometriosis juga membawa risiko komplikasi. Komplikasi yang lebih umum biasanya tidak serius, dan mencakup hal-hal seperti:

  • infeksi luka
  • pendarahan kecil
  • memar di sekitar luka

Selain risiko tersebut, ada kemungkinan risiko yang lebih serius seperti:

  • kerusakan pada organ, seperti lubang yang dibuat secara tidak sengaja di dalam rahim, kandung kemih, atau usus
  • pendarahan hebat di dalam perut
  • pembekuan darah di kaki (deep vein thrombosis) atau paru-paru (pulmonary embolism)

Sebelum menjalani operasi, bicarakan dengan ahli bedah Anda tentang manfaat dan kemungkinan risiko yang mungkin terjadi.

Bagian-Bagian Organ Reproduksi Endometriosis Bisa Terjadi

Endometriosis dapat menyerang beberapa organ tubuh. Berikut yang paling umum yaitu: 

  • Ovarium
  • Saluran tuba
  • Ligamen yang menopang rahim (ligamen uterosakral)
  • Cul-de-sac posterior, yaitu ruang antara rahim dan rektum
  • Cul-de-sac anterior, yaitu ruang antara rahim dan kandung kemih
  • Permukaan luar rahim
  • Lapisan rongga panggul

Kadang-kadang, jaringan endometrium ditemukan di area lainnya, seperti:

  • Usus
  • Rektum
  • Kandung kemih
  • Vagina
  • Leher rahim
  • Vulva
  • Bekas luka operasi perut

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

Segera temui dokter jika Anda memiliki tanda dan gejala yang mungkin mengindikasikan endometriosis seperti yang disebutkan di atas. Kondisi ini bisa menjadi kondisi yang menantang untuk ditangani.

Diagnosis dini, tim medis multidisiplin, dan pemahaman tentang diagnosis tersebut dapat menghasilkan manajemen gejala yang lebih baik.

Kenali gejala penyakit sedini mungkin agar bisa dilakukan tindakan medis secepatnya. Temui dokter dan konsultasikan perawatan yang paling sesuai untuk kasus yang Anda alami.

Makanan Pantangan Endometriosis

Endometriosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Kemungkinan Komplikasi

Para penderita endometriosis harus bisa menjaga kondisi tubuh agar penyakit itu tidak memburuk, salah satunya dengan menjaga makanan yang ia konsumsi. Karena, penyakit ini ternyata punya beberapa pantangan makanan yang harus dihindari. Beberapa makanan berikut ini dapat memengaruhi kondisi ini secara negatif:

Makanan Tinggi Lemak Trans

Ternyata, penyakit ini banyak ditemukan pada perempuan yang banyak mengonsumsi lemak trans, yang sering ditemukan pada makanan yang digoreng, diproses, dan cepat saji.

Daging Merah

Penelitian telah menunjukkan bahwa semakin banyak penderita yang mengonsumsi daging merah, maka semakin tinggi juga risiko perkembangan dan penyebaran sel tersebut.

Gluten

Penelitian juga menemukan  fakta bahwa penderita bisa menghilangkan 75 persen rasa sakitnya dengan menghilangkan konsumsi gluten pada makanan mereka.

Makanan dengan FODMAP Tinggi

FODMAP adalah singkatan dari fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides and polyols, atau oligosakarida, disakarida, monosakarida, dan poliol yang dapat difermentasi.

Ini adalah karbohidrat rantai pendek yang sulit diserap usus kecil. Akibatnya, beberapa orang dapat mengalami masalah pencernaan seperti kram perut, diare, dan kembung setelah mengonsumsi makanan tinggi FODMAP.

Beberapa contoh makanan tinggi FODMAP adalah susu dan produk olahannya seperti yoghurt, gandum, bawang bombay, bawang putih, beberapa buah seperti apel, aprikot, ceri, mangga, persik, pir hingga semangka. Makanan dengan pemanis buatan pun termasuk, ya. 

Pertanyaan Populer yang Sering Ditanyakan Terkait Endometriosis

Hal-hal yang berhubungan dengan endometriosis memang menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi yang mengalami. Maka itu, tak heran jika ada banyak pertanyaan mengenai penyakit ini, terutama bagi para wanita. Nah, berikut beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan terkait endometriosis. Yuk simak jawabannya!

Apakah endometriosis itu berbahaya?

Penyakit ini memang bersifat jinak dan bukan kanker akan tetapi tetap dapat menyebabkan masalah. Endometriosis dapat menyebabkan rasa nyeri dan infertilitas. Berdasarkan beberapa penelitian yang ada, penyakit ini diduga juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium. 

Endometriosis apakah bisa disembuhkan?

Sayangnya, penyakit ini tidak bisa disembuhkan karena tidak ada obat untuk mengatasinya. Pengobatan yang diberikan adalah untuk meringankan dan meredakan gejalanya sehingga tidak mengganggu kualitas hidup Anda sehari-hari. Kondisi ini juga tidak bisa hilang sendiri.

Apa beda kista dan endometriosis?

Kista ovarium ternyata berbeda dengan endometriosis. Kista ovarium terjadi akibat abnormalitas pada proses pematangan sel telur yang menyebabkan terbentuknya kantung berisi cairan. Sementara, endometriosis adalah jaringan endometrium yang normalnya tumbuh di dalam rahim tapi justru tumbuh di luar rahim.

Apakah penderita endometriosis bisa berhubungan intim?

Peradangan kronis yang diakibatkan oleh kondisi tersebut bisa membuat luar biasa sakit saat berhubungan seks. Namun Anda tidak perlu khawatir. Memiliki endometriosis tidak menjadi halangan bagi Anda untuk tetap bisa berhubungan seks. Ada berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah atau meringankan rasa sakit saat berhubungan seks akibat endometriosis.

Bagaimana rasa sakit endometriosis?

Keluhan yang paling banyak dialami antara lain adalah timbulnya rasa nyeri, seperti nyeri saat menstruasi, nyeri saat berhubungan intim, sakit saat buang air, nyeri panggul kronis, dan dyschezia. Selain itu, endometriosis juga menimbulkan rasa lelah sampai infertilitas.

Endometriosis bisa di cek dengan cara apa?

Penyakit ini dapat dideteksi dengan beberapa cara yaitu dengan memperhatikan gejalanya seperti rasa nyeri di perut bagian bawah dan sekitar panggul. Kemudian dengan melakukan pemeriksaan ke dokter. Jika dokter mencurigai gejala yang muncul, biasanya akan dilakukan pemeriksaan penunjang seperti laparoskopi.

Dimana letak kista endometriosis?

Kondisi ini adalah ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim. Pada kondisi ini, endometrium dapat tumbuh di indung telur (ovarium), lapisan dalam perut (peritoneum), usus, vagina, atau saluran kemih

Endometriosis apakah harus dioperasi?

Tindakan operasi untuk meringankan gejala endometriosis dilakukan apabila ukuran kista sudah terlalu besar, atau jika penyakit ini mengganggu fungsi organ lain, seperti gangguan pada ginjal dan menimbulkan sumbatan pada usus.

Demikian ulasan lengkap mengenai endometriosis. Semoga artikel ini bermanfaat.

***

Artikel telah diupdate oleh: Gita Meirillia

 

Baca Juga:

Akibat Plasenta Tertinggal dalam Rahim, Kaki dan Tangan Ibu Ini Harus Diamputasi

Menstruasi tak teratur dan menyiksa, gadis ini punya kelainan pada rahim dan vagina

Catat Parents! Biaya Kuret di Rumah Sakit di Kota-Kota Besar Indonesia

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

[ad_2]

Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »