[ad_1]
Siapapun orang yang melihat Tari Pendet pasti akan terpesona dengan gerakan tangan, kaki, dan mimik wajah dari si penari. Salah satu tari tradisional asal Pulau Dewata ini memang terbilang sangat unik, makanya bisa dengan mudah dicintai dan terkenal hingga kancah dunia internasional.
Yuk, sama-sama pelajari sejarah dan perkembangan dari tarian ini!
Tari Pendet: Sejarah, Makna, dan Perkembangannya
Asal Muasal Tari Pendet
Tari Pendet Wali merupakan salah satu tarian tradisional Nusantara yang sangat sakral. Di masa awal, tarian ini diciptakan sebagai tarian pemujaan dewata sebagai juga lambang penyambutan turunnya dewata ke alam dunia, serta penghormatan masyarakat Bali kepada dewa dan dewi.
Seiring berjalannya waktu, tarian ini dijadikan sajian dalam pentas di pura saat merayakan ritual keagamaan umat Hindu. Dua orang penari menari di halaman pura yang menghadap ke arah suci (pelinggih). Tari Pendet juga dijadikan dalam bagian dari upacara Piodalan yang dilakukan di pura umum atau di tempat suci keluarga.
Tari Pendet dibagi menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya, yaitu Tari Pendet Sakral dan Tari Pendet Penyambutan. Tari Pendet Sakral ditampilkan sebagai bagian dari ritual keagamaan masyarakat Bali.
Pementasan tari ini lebih sederhana, tetapi unsur religiusnya sangat kental. Tari Pendet Sakral melambangkan persembahan kepada dewa. Para penari membawa alat-alat upacara yang akan dipersembahkan kepada Bhatara.
Alat yang dibawa adalah canang pasucian, canang pangeresikan, canang pasepan, canang tetabuhan, dan sebagainya. Tari Pendet Sakral dipentaskan oleh para pemuda dan pemudi atau oleh orang yang telah mawinten dan para pemangku. Pertunjukan tari biasanya dilaksanakan di halaman Pura.
Sementara Tari Pendet Penyambutan ditampilkan sebagai hiburan untuk menyambut tamu. Dalam pelaksanaannya, tari ini lebih fokus pada keindahan dari segi gerak, busana, dan kecantikan para penari. Meski demikian, unsur budaya masyarakat Bali masih tampak.
Tari Pendet Penyambutan biasanya dipentaskan oleh para penari wanita yang masing-masing membawa mangkuk berisi berbagai bunga sebagai properti.
Pada akhir tarian, penari akan menaburkan bunga ke arah penonton sebagai ucapan selamat datang. Mereka menari dengan gerakan dinamis sesuai dengan irama musik pengiringnya. Ciri khas Tari Pendet tampak pada ekspresi penari wanita yang tersenyum serta menampilkan lirikan mata yang tajam.
Artikel terkait: Mengulas Sejarah dan Makna di Balik Kesenian Reog Ponorogo untuk Diajarkan pada Anak
Menambahkan Fungsi Baru
Menurut sejarah, adalah maestro seni tari asal Bali yang bernama I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng yang menjadi pelopor pembaruan tarian ini hingga digunakan sebagai tarian penyambutan tamu. Itu dilakukan sekitar tahun 1950.
Untuk bisa menjadikannya tarian penyambutan, Wayan Rindi mengubah beberapa gerakannya, tapi tanpa melepas gerakan pakem dari Tari Pendet Wali. Ini dilakukan agar ciri khas, kesakralan, dan makna religiusnya tetap lestari.
Gerakan dasar dan busananya masih sama, hanya ditambahkan gerakan pelemparan bunga untuk tamu sebagai bentuk penghormatan.
I Wayan Rindi lahir tahun 1917 di Banjar Lembah, Denpasar, dan ia meninggal tahun 1976.
Dibuat Menjadi Lebih Modern
Kemudian di tahun 1967 seorang empu tari dan tabuh asal Bali, I Wayan Beratha, menggubah tarian ini menjadikan lebih modern lagi seperti yang kita lihat sekarang ini.
Penari pendet tak lagi terbatas satu hingga dua orang, tapi bisa dilakukan lebih dari itu. Beratha juga berperan mengenalkan Tari Pendet hingga ke kancah internasional. Seperti yang dilakukannya saat memimpin tarian Pendet secara massal di upacara pembukaan Asian Games ke-4 di Jakarta tahun 1962. Disebutkan waktu itu, ia menari bersama lebih dari 800 orang penari.
Artikel terkait: Sejarah dan Filosofi Tari Tradisional Bali, Yuk Kenalkan pada Anak
Gerakan-gerakan dalam Tari Pendet
Orang-orang yang melihat tarian asal Bali ini pasti akan terkagum-kagum dengan keunikan gerakannya. Tarian ini menjadi unik karena saat melakukannya sang penari terlihat mempergunakan seluruh bagian tubuh dan mimiknya.
Yuk, cek di sini gerakannya satu per satu:
- Gerakan kaki (gegajalan) yang dibagi beberapa bagian: gerak telapak kaki sama serong (tampak sirangpada), berjalan (ngembang), berjalan ke ke muka (ngandang arep), berjalan cepat (milpil), serta bergeser cepar (nyregseg).
- Tangan (pipeletan) yang dibagi dua: haluan tangan berputar ke dalam (luk nagastru) dan gerakan haluan tangan seiring (luk nerudut).
- Gerakan jari dibagi menjadi dua: gerakan dicakup (nyakupbawa) dan gerakan jari melambai-lambai (ulap-ulap).
- Badan (leluwesan) yang meliputu pangkan lengan yang digetarkan (ngejatpala).
- Gerakan mimik (entiah tjerengu) harus ekspresif. Terdiri atas: luru (riang gembira) dan kenjung manis (wajah tersenyum).
- Leher (dedengek) yang terdiri dari uluwangsul (leher menggeleng halus) dan ngotag (leher menggeleng dengan keras dan tegas).
- Gerakan mata bagian yang paling menarik dalam tarian ini. Ada nyeledet yaitu gerakan mata ke kanan dan ke kiri, juga ngiler yaitu gerakan mata berputar.
Busana, Tata Rias, dan Atribut yang Dikenakan
Tak hanya gerakan, busana dan tata rias juga menjadi unsur penting dalam Tari Pendet. Perlengkapan yang wajib dikenakan para penari tari ini adalah:
- Pakaian dalam: Tapih merah bermotif crap warna emas mulai dari pinggang hingga ke kaki. Lalu kemben prade merah motif emas untuk atasan, serta sabuk stagen dan sabuk prade untuk mengunci kemben dan tapih agar tidak longgar/lepas.
- Pakaian luar: Selendang merah polos diselempangkan di satu pundak. Lalu bagian pinggang dililit lagi dengan angkin (katun) warna kuning emas.
- Aksesori: Subeng (anting); hiasan bunga seperti bunga jepun di telinga kiri, kamboja di telinga kanan, mawar di tengah kepala, dan cempaka di belakang bunga mawar; gelang berwarna emas; kalung.
- Riasan wajah: Menggunakan riasan putri halus (alus luruh). Rambut disasak membentuk pusung tegel atau pusung gonjer.
- Atribut: tangan kanan memegang bokor, nampan, atau wadah kecil yang isinya air suci atau bunga warna-warni dan janur. Bunga untuk disebarkan ke arah tamu sebagai tanda penyambutan.
Musik Pengiring Tari Pendet
Layaknya tarian lain, tentunya tari pendet juga dipertunjukkan dengan iringan alat musik tradisional. Diketahui ada 14 alat musik pengiring tari pendet. Yaitu:
- Sepasang kendang (lanang dan wadon)
- Terompet
- Riyong
- Giying
- Pemade
- Kantil
- Jublag
- Jagogan
- Kenong
- Kempul
- Kajar
- Ceng-ceng satu set
- Gong satu pasang
- Suling beberapa buah
Sekarang Parents jadi lebih tahu mengenai sejarah tarian asal Bali ini dan perkembangannya. Yuk, kenalkan tarian ini kepada si kecil!
Baca juga:
Menakjubkan! Patung raksasa di Qatar menampilkan proses perkembangan janin
Ini 7 Fakta Tentang Rampak Gendang, Kesenian Khas Jawa Barat yang Energik dan Dinamis
16 Alat Musik Tradisional Indonesia yang Mendunia, Sudah Tahu?
[ad_2]
Source link