[ad_1]
Sebuah fakta cukup memprihatinkan terjadi di Desa Sukaluyu, Kecamatan Tamansari, Bogor, Jawa Barat. Pada tahun 2017, di desa tersebut terdapat fakta bahwa 81% warganya hanya lulus Sekolah Dasar (SD). Kondisi ini mengusik hati Syarifudin Yunus yang saat itu tinggal desa setempat. Ia tergerak untuk melakukan sesuatu demi membantu masyarakat sekitar agar lebih terdidik. Syarifudin Yunus akhirnya tergerak mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang ia namakan Lentera Pustaka, pada 5 November 2017.
“Saya bertekad menanamkan pengertian tentang pentingnya sekolah melalui buku bacaan. Karena itu, saya jadikan rumah saya yang kebetulan kosong diubah sebagai taman bacaan,” katanya mengisahkan seperti dituturkan kepada penulis, Minggu, 10 Oktober 2021.
Awalnya, hanya 14 anak yang datang ke TBM untuk membaca. Lama kelamaan, semakin banyak anak-anak yang tertarik untuk membaca di TBM. “Kini sudah mencapai 160-an anak yang berasal dari tiga desa yakni Sukaluyu, Tamansari, dan Sukajaya,” kata Syarifudin Yunus.
Syarifudin Yunus mengisahkan, latar belakang TBM Lentera Pustaka berdiri awalnya bertujuan untuk menekan angka putus sekolah dan pernikahan dini. “Dan sekarang saya bercita-cita untuk membangun peradaban umat agar hidupnya lebih baik, lewat bacaan atau gerakan literasi,” kata Syarifudin yang kini tinggal di Jakarta.
Tantangan Utama: Masyarakat Tak Peduli
Selama menjalankan taman bacaan masyarakat ini, Syarifudin Yunus menghadapi tantangan. Yakni, ketidakpedulian masyarakat sekitar dan aparat terhadap keberadaan TBM. “Aktivitas sosial di taman bacaan butuh komitmen dan konsistensi agar kegiatan taman bacaan tetap berjalan,” katanya lagi.
Syarifudin Yunus berusaha fokus untuk mengelola TBM Lentera Pustaka. Selebihnya biar waktu yang membuktikan akan masa depan TBM. Agar TBM sukses, menurut dia, hanya komitmen dan konsistensi pengelola yang diperlukan.
Syarifudin Yunus pun turun langsung dengan menunggui anak-anak saat membaca buku. Saat ini anak-anak cenderung sulit diajak membaca buku karena mereka lebih sering main HP. Secara berkala, Syarifudin Yunus juga menambah koleksi buku yang ada di taman bacaan.
“Saya bertindak untuk memastikan kegiatan membaca di taman baca tetap berjalan. Alhamdulillah, sekarang saya harus mengurusnya,” kata Syarifudin bersyukur.
Untuk menjalankan kegiatannya, Syarifudin Yunus dibantu oleh relawan. Saat ini ada 20 orang relawan yang membantunya.
“Termasuk relawan dari Depok seminggu sekali ke TBM Lentera Pustaka,” katanya.
Gandeng Mitra
Untuk menjalankan TBM, Syarifudin Yunus bermitra dengan relawan dan wali baca yang pemuda asli daerah. Untuk operasional, ia mengajak perusahaan untuk berpartisipasi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Tahun ini, TBM bermitra dengan Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Bank Sinarmas, dan Pacific Life Insurance. Tentu dana ini harus dikelola secara profesional. Setahun perusahaan tersebut memberi sponsor senilai Rp 25 juta. “Kompensasi bagi perusahaan adalah dengan memasang logo di taman bacaan,” ujarnya.
Aktif Merayu Warga
Untuk mendorong masyarakat rajin membaca, Syarifudin Yunus melaksanakan sosialisasi secara rutin. Ia mengajak masyarakat untuk menyaksikan berbagai macam kegiatan di taman bacaan. “Lambat laun, warga pun akhirnya percaya dan mendukung taman bacaan,” kata Syarifudin Yunus yang sedang menempuh S3 di Universitas Pakuan, Bogor.
Dia sedang menyusun disertasi tentang TBM Edutainment, sebuah model taman bacaan yang menyajikan pendidikan dan hiburan. Model ini juga sudah diterapkan di TBM Lentera Pustaka.
Beragam Kegiatan
Saat ini TBM Lentera Pustaka yang berada di kaki Gunung Salak, Bogor ini menjalankan 11 program literasi, yaitu:
1) TABA (Taman BAcaan) dengan 160 anak pembaca aktif dari tiga desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya).
2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti sembilan warga belajar buta huruf.
3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia PAUD.
4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim.
5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan delapan jompo.
6) TBM Ramah Difabel dengan tiga anak difabel.
7) KOPERASI LENTERA dengan 28 ibu-ibu sebagai koperasi simpan pinjam untuk mengatasi soal rentenir dan hutang berbunga tinggi.
8) DonBuk (Donasi Buku) untuk menerima dan menyalurkan buku bacaan.
9) RABU (RAjin menaBUng) karena semua anak punya celengan.
10) LITDIG (Digital Literacy) seminggu sekali untuk setiap anak.
11) LITFIN (LITerasi FINansial).
Program Kampung Literasi Sukaluyu mendapat dukungan Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) yang bertujuan untuk memperkuat perilaku gemar membaca dan budaya literasi masyarakat.
TBM Lentera Pustaka Bogor merupakan satu-satunya taman bacaan dari Bogor yang terpilih dalam 30 TBM di Indonesia yang menggelar Kampung Literasi tahun 2021.
“Selain itu, September lalu pun saya meraih penghargaan ’31 Wonderful People’ dari Guardian Indonesia,” kata Syarifudin Yunus.
Hingga kini, Syarifudin Yunus terus berjuang agar tidak ada lagi angka putus sekolah anak dan mencegah pernikahan dini. “Melalui TBM Lentera Pustaka, saya berharap kualitas hidup masyarakat lebih baik. Baik secara ilmu pengetahuan maupun akhlak,” ujarnya semangat. ***
Penulis : Rihad Wiranto
[ad_2]
Sumber Berita